Site icon BAUBAUPOST.COM

Pasar Moderen Raha Belum Rampung, Retribusi Terminal Tak Maksimal

F3.2 Nampak terminal pasar Laino. Foto Iman Supa Baubau post

Nampak terminal pasar Laino. Foto Iman Supa Baubau post

Peliput: Iman Supa Editor: Zaman Adha

RAHA, BP – Hingga saat ini pembangunan Pasar Moderen Raha (Pasar Laino) belum juga rampung. Akibatnya, retribusi terminal disekitar pasar tidak terserap secara maksimal. Sehingga upaya Dinas Perhubungan (Dishub) Muna untuk menata kembali terminal Pasar Laino dalam waktu dekat ini, dipastikan bakal terhambat.
Perampungan proyek Pasar Laino yang tak kunjung selesai, sebagai pemicu molornya penataan terminal. Ditambah lagi, para pedagang yang menjajakkan jualannya disempadan jalan poros bypass dialihkan ke terminal, sehingga terminal pun semakin sempit serta banyaknya terminal bayangan yang tersebar dibeberapa titik disudut jalan kota Raha. Diantaranya, di depan SMP 2 Raha, depan Rumah Sakit modern, jalan simpang empat jompi, serta warangga. Akibatnya, daya serap Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor perhubungan tak maksimal.
Kepala Dishub Muna, Drs La Oba mengatakan, kondisi terminal yang semakin sempit tak mampu menampung jumlah mobil yang ada. Dipastikannya, empat bulan ke depan, terminal belum bisa efektif, sehingga Dishub tak bisa berbuat banyak untuk menertibkan terminal bayangan. Ia menyebut, dengan maraknya terminal bayangan, pihaknya dirugikan dari segi retribusi. Untuk itu, pihak kontraktor segera mungkin menuntuskan pembangunan pasar.
“Kalau sudah rampung pasar, semua pedagang diarahkan ke sana. Jadi, kita bisa tata kembali terminal. Kalau tidak demikian, terminal belum bisa normal, ” kata La Oba, saat ditemui di Pemda Muna, kamis (23/2)
Kendati demikian, bukan berarti pihaknya berpangku tangan. Mantan Kadis BLHKP Muna itu, telah mengirim surat ke Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat). Saat ini pihaknya masih menunggu balasan surat yang dilayangkan pekan lalu. Penyuratan tersebut, untuk mengetahui data riil jumlah kendaraan roda empat yang beroperasi. Sehingga, dengan jumlah tersebut, pihaknya dapat mengetahui pasti total PAD. “Jadi berapa jumlah minibus, mikrolet, open cup dapat kita ketahui,” jelasnya.
Ia mengaku, target PAD yang dibebankan intasinya untuk retribusi terminal mencapai anggka hingga Rp 50 juta. Namun, dirinya optimis dengan penataan terminal, pihaknya dapat mencapai target tersebut. Sebab, dengan efektifnya terminal satu pintu, berimbas pada peningkatan PAD. Selain itu, pelayanan terhadap masyarakat semakin meningkat, termasuk meningkatkan kenyamanan pengguna terminal.
“Kalau sudah tertata, saya yakin bisa capai target,” optimisnya sembari menyampaikan ke depan pemerintah pusat bakal menurunkan bantuan rambu pendahulu jalan yang tersebar di 20 titik. (*)

This website uses cookies.

This website uses cookies.

Exit mobile version