Laporan: Ardi Toris
BAUBAU, BP-Prestasi mengagumkan, Kepala Dinas Kominfo Kota Baubau La Ode Darussalam SSos MSi sat ini tengah mengikuti pelatihan kepemimpinan nasional (PKN) II, angkatan ke X yang diadakan LAN Makassar. Darussalam mengatakan pelatihan itu sebelumnya dikelanal dengan nama Diklat Tim II sekarang berganti nama menjadi PKN II.
“Pesertanya berjumlah 60 orang eselon II. Salah satu tugas akhir kita adalah membuat inovasi namanya melakukan proyek perubahan yang akan dipaparkan pada ujian akhirn nantinya. Sistimnya pelatihannya ini kan on-off, maksudnya ada yang mengikuti secara online dan ada yang tatap muka langsung (masuk kampus-red),” Kata Darussalam, ketika di konfirmasi di ruang kerjanya.
Pada ujian akhir yang akan digelar pada tanggal 10-13 Oktober 2022, Darussalam akan kembali ke Kota Makassar. dihadapan penguji, mentor dan coach, kata Darussalam, dia akan mempersentasikan proyek perubahan dengan istilah “Gula Manista”, “Itu adalah akroniom dari UMKM HAP yaitu penguatan UMKM lokal menuju ekonomi kreatif berbasis digital,” tuturnya.
Darussalam menjelaskan gula manista berbicara tentang bagaimana nanti dia melakukan tiga inovasi, pertama inovasi adminsitrasi UMKM, kedua inovbasi tekhnologi, dan ketiga inovasi kebijakan.
Untuik inovasi administrasi, kata Darussalam, nanti UMKM di Kota Baubau harus terakurasi atau ada pemetaan, misalnya berapa jumlah UMKM yang ada di Kota Baubau hingga saat ini dipetakan berdasakan kecamatan, kelurahan, dan jenis produknya misalnya berapa kuliner, berapa fashion dan seterusnya.
“Dari pemetaan itu selanjutnya kita akan melihat berapa yang sudah go digital atau go online baik itu pemasarannya, adimistrasinya, maupun perizinannya, apakah mereka sudah paham tetang tekhnologi digitalnya,” ucapnya.
Langkah selanjutnya, pasca pemetaan selesai, Darussalam akan mengambil satu sampel yang akan dijadikan rule model yang akan menjadi rujukan bagi UMKM lain untukgo digital.
“Lalu saya akan buatkan turtorial bagaimana sehingga memudahkan seluruh UMKM masuk di go digital. Bagaimana cara mereka masuk di e-commerce, bagaiamana cara pembayarannya. Jadi UMKM nya tidak lagi malukan transaksi secara konvensional tetapi mereka sudah paham melakukan transaksi secara elektronik atau digital,” jelasnya.
Pada bagian akhir dari pemaparan proyek perubahan, Darussalam akan menjelaskan pentingnya inovasi kebijakan. Darussalam mengatakan selama ini belum ada Perda dan Perwali yang mengatur dukungan terhadap UMKM.
“Memang pemerintah terus memberikan dukungan tetapi harus ada payung hukum yang dapat memberikan perlindungan kepada pelaku UMKM. Inovasi kebijakan itulah yang akan kita dorong misalnya meneribitkan Perwali atau Perda,” ucapnya.
Tidak sampai disitu, tahapan lainnya itu, pihaknya akan melakukan literasi digital dan melakukan pendamping sampai nanti UMKM sudah go digital dalam kurung waktu 10 tahun depan. Pertanyaan, kenapa Kadis Infokom La Ode Darussalam mengambil UMKM HAP, bukan kah itu gawean dari Koperasi?
Darussalam menjawab salah satu kebijakan Kementrian Kominfo RI ada yang namanya digitalisasi entertain akademik (DEA). salah satu tujuannya yaitu dalam kurung waktu tahun 2020 sampai 2022 sudah ada 6000 UMKM yang bisa go digital. Selanjutnya, 20 tahun kemudian UMKM sudah bisa menembus go global atau bisa tembus pasar dunia
“Kita akan kerjasa dengan Forum UMKM, kita akan kerjasama dengan bentukan Kemenrtrian Kominfo yakni fasilitator UMKM pendamping Sultra. Dari 13 provinsi yang ada dipulau sulawesi, pendamping itu hanya satu yaitu dari Sulawesi Tengaar dan yang mewakili itu dari Kota Baubau,” ungkapnya.
Darussalam mengatakan ujian proposal yang dilaluinya sudah mempertahankan judul yang diajukan dalam pelatihan itu. Semua penguji, mentor dan coach setuju denga judul yang diajukannya yaitu “Penguatan UMKM Lokal Menuju Ekonomi Kreatif Berbasis Digital,”
Dia berharap output dari konsep yang diajukannya itu bisa membuat UMKM di Kota Baubau memiliki daya saing.
baca juga: Cegah Kecelakaan Lalu lintas, Tanjakan Jembatan Beli Baubau Bakal di Pasangkan Gawang
“Nantinya UMKM kita administrasinya bagus, pemasarannya berkembang, dan keuangannya juga sehat. Sekarang ini kan transaksinya masih konvesional. Jadi dengan ini mereka bisa go digital, mereka tidak hanya membuat produk habis begitu saja tidak berkembang. Ini kan UMKM jadi mereka adalah usaha mikro, masa tidak naik kelas. Jadi Go digital ini aghar mereka tidak mikro terus tapi harus naik kelas,” tuturnya.(**)