Laporan: Ardi Toris
BUSEL, BP- Salah satu bentuk dukungan serius SDN 1 Masiri Buton Selatan (Busel) terhadap program Dinas Pendidikan Busel yang memberlakukan digitaliasai sekolah adalah sekola itu sudah menerapkan absen online dan asesmen menggunakan komputer.
Kepala Sekolah SDN 1 Masiri Busel Jalaluddin SPd mengungkapkan ada pembelian website yang fungsinya agar bisa digunakan untuk asesment dan absen secara online. Website itu, lanjutnya, ada masa kadaluarwasanya sehingga harus diaktifkan tiap tahun.
Jalaluddin mengungkapkan SDN 1 Masiri saat ini memiliki 11 ruang kelompok belajar (RKB) ditambah dengan lima bangunan baru yaitu bangunan laboratorium, ruangan guru, ruang UKS, ruang Mushollah dan WC.
“Setelah adanya ruang guru saya langsung bermohon di telkomsel untuk pemasangan Indihome. Belum ada sekolah di Busel ini yang pasang Indihome baru SDN 1 Masiri. Saya pilih yang kapasitasnya 50 GB. Dan itu luar biasa, tidak ada halangan saat melakukan asessement, padahal kita menggunakan sampai 20 laptop,” tuturnya.
Sayangnya, kata Jalaluddin, jaringan Indihome ini baru sampai di Desa Bola, Kecamatan Batauga. Jalaluddin mengatakan untuk ruangan di sekolah itu semuanya sudah tergolong lengkap. Namun demikian masih ada kelas yang saling aplaus yaitu kelas 1 dan kelas 2, dimana kelas satu masuk jam 7 pagi dan kelas dua masuk jam 10 pagi.
“Jumlah siswa yang ada sekarang sekitar 250 orang, dengan jumlah guru yang berstatus PNS 13 orang, tenaga P3K 1 orang. Dengan jumlah guru dan siswa yang ada sekarang dapat dikatakan seimbang. Artinya guru yang sertifikasi itu masih cukup jam mengajarnya,” tuturnya.
Dengan melihat lokasi dan luas lahan yang ada, kata Jalaluddin, sekolah ini tidak akan bisa menambah bangunan laru lagi, kecuali dibangun sekolah berlantai dua. “Saya berharap Dinas Pendidikan Busel bisa merealisasikan gedung 3 RKB itu direhab total sehingga bisa dibuat berlantai dua. Kalau ini terealisasi maka siswa di sekolah ini tidak ada lagi yang saling aplaus. Karena SDN 1 Masiri merupakan sekolah yang paling banyak di Kecamatan Batauga ini,” ungkapnya.
ebagai sekolah yang baru saja lulus menjadi sekolah penggerak, Jalaluddin pun mempersiapkan sekolahnya untuk mengimplementasikan sekolah pengegrak. Dia mencontohkan kebijakannya meminta para guru untuk bisa menggunakan komputer dan laptop termasuk memaksimalkan penggunaan rumbuk yang kini sudah ada berjumlah 15 buah.
“Ada juga guru di sekolah ini sudah tergolong tua. Jadi mereka juga berupaya bisa mengginakan laptop meskipun hanya bisa mengetik di word,” tuturnya.
Selain itu, Jaluddin akan kembali mendaftar ulang untuk kurikulu meredeka. Sebagai sekolah penggerak, katanya, pihaknya akan mendaftar kurikulum merdeka berbagi. “Tahun lalu kami sudah melaksanakan kurikulum merdeka namun pilihannya adalah kurikulum merdeka berubah. Nah, yang ini kita akan mendadaftar kurikulum merdeka berbagi,” tuturnya.
Perubahan itu, kata Jalaluddin , bisa dilakukan oleh sekolah yang sudah lulus sebagai sekolah penggerak karena hal itu merupakan program dari pemerintah. Untuk penerapan kurikulum merdeka berbagi pihaknya nanti akan membuat video pembelajaran dan nanti akan dibagikan ke teman- teman melalui kalal youtub.
baca juga: Lima RKB di SDN 2 Busoa Busel Rusak Parah, Atap Bocor, Palafon Rusak hingga Tembok dan Lantainya Retak
“Jadi kalau kurikulum merdeka berubah itu maksudnya ada perubahan cara mengajar yaitu dari kurikulum K13. Sedangkan kurikulum merdeka berbagi itu artinya kita memilih ada perubahan dari kurikulum merdeka yang sebelumnya, artinya pilihannya lebih tinggi karena salah satunya sudah ada vidio pembelajaran,” jelasnya.(*)