Peliput: Duriani
WAKATOBI, BP – Badan Ekonomi Kreatif Indonesia menyisir daerah-daerah yang memiliki potensi pengembangan destinasi pariwisata unggulan di kawasan timur Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan menggelar Workshop Packaging Pemberdayaan Komunitas Asosiasi Kreatif PT, Selasa (14/3).
Dalam Workshop itu, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia mengundang seluruh pengarjin kain tenun, souvenir dan sejenisnya di Wakatobi untuk diberikan edukasi. Sehingga menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan dan selera pasar.
Direktur Edukasi dan Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Poppy Savitri, disela-sela kegiatan itu mengungkapkan pihaknya selaku mitra Kementerian Pariwisata memiliki tugas antara lain memberikan edukasi kepada masyarakat pengrajin khsusnya di daerah-daerah yang memiiki potensi pengembangan destinasi pariwisata.
“Kenapa kami memilih Wakatobi karena Wakatobi masuk dalam 10 destinasi pariwisata unggulan guna mendukung percepatan pembangunan destinasi. Setelah kami berdiskusi dengan dinas Pariwisata Wakatobi, ternyata di Wakatobi untuk kemasan produk local baik itu makanan, souvenir, maupun barang kreatif lainnya masih sangat kurang kualitasnya,” kata Poppy.
Dengan fakta itu, pihaknya akan membantu dengan cara-cara yang sesuai dengan kaidah sebuah kemasan dan mendatangkan perwakilan dari BPOM, sebab pengetahuan tentang makanan sangat perlu terkhusus kesehatannya. “Ada juga dari IPB karena ahli dalam pengemasan makanan dan semua itu untuk memberikan pengetahuan kepada pengrajin,” jelasnya.
Untuk masyarakat pengrajin kain tenun, di Wakatobi masih harus diberikan juga edukasi sehingga perlu ada tambahan pengetahuan agar hasil produknya bisa memenuhi selera pasar, serta di hadirkan designer sebab di Wakatobi memiliki banyak penenun kain. Sehingga dengan kemasan yang memenuhi standar akan memiliki nilai tambah atas hasil kreativitasnya.
“Saya lihat hasil kreativitas masyarakat sudah bagus atau sudah ada modal untuk dikembangkannya. Namun perlu ada kemasan yang baik untuk meningkatkan kualitas sehingga laku di pasaran,” tuturnya.
Dengan memiliki kemasan yang memenuhi standar, maka wisatawan yang berkunjung di Wakatobi dipastikan bisa membawa pulang hasil karya masyarakat. “Jadi intinya, sebagai daerah pariwisata maka produk local termasuk kemasan harus memenuhi kebutuhan dan selera pasar. Kami juga akan mencoba memasarkan produk masyarakat jika kualitasnya sudah bagus,” ucapnya.
Untuk edukasi terhadap kualitas produk dan kemasan local di Sulawesi Tenggara, baru memilki dua daerah yaitu Kota Kendari dan Kabupaten Wakatobi. “Di Sulawesi Selatan baru di Toraja. Yang jelasnya kami mencoba mensinergikan dengan program Kementerian Pariwisata,” tutupnya.(*)

