Peliput: Iman Supa Editor: Zaman Adha
RAHA, BP – Menyikapi aksi pelemparan Gereja Protestan Indonesia Bagian Timur (GPIB) oleh orang tidak dikenal di Kelurahan Raha Satu, Kecamatan Katobu, Kepolisian Resort (Polres) Muna menggelar dialog bersama Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) di Aula Rapat Satlantas Polres Muna, Kamis (16/3).
Menurut Kapolres Muna, AKBP Yudith S Hananta SIk, FKUB sudah lama merencanakan pertemuan seluruh tokoh agama. Namun karena momentum Pilkada Muna dan Mubar yang menyita waktu cukup panjang, membuat pertemuan urung digelar.
“Pertemuan hari ini didasari karena adanya kejadian pelemparan gereja kemarin. Dalam forum dialog FKUB, kejadian pelemparan GPIB murni tindakan kriminalitas,” tegasnya.
Yudith menegaskan, kejadian ini tidak ada hubungannya dengan sara. Sehingga dia meminta agar persitiwa ini tidak digembar-gemborkan lebih lanjut.
“Ini bukan merupakan salah satu konflik sara, tapi murni tindakan kriminalitas. Dalam forum ini telah disampaikan beberapa perwakilan agama terutama agama Kristen, yang gerejanya mengalami musibah,” lanjutnya.
Pihaknya telah menindak lanjuti laporan aksi pengrusakan gereja dengan mendatangi TKP, memeriksa saksi dan berusaha menangkap pelaku. Diduga, kaca jendela gereja dirusak oleh orang tak dikenal menggunakan ketapel.
Untuk meminimalisir kejadian kriminalitas, jajaran Polres Muna lebih meningkatkan patroli, baik patroli miras, menelusuri lorong yang berkonflik, maupun melakukan pendekatan melalui penyuluhan pada masyarakat tentang bahaya lakukan tindakan kriminal.
Sementara itu Asisten I, Andi Muna mengapresiasi pihak kepolisian dan FKUB dalam menyikapi persoalan pelemparan gereja untuk menghindari terjadinya konflik sara.
“Forum dialog seperti ini harus secara rutin diadakan untuk menjaga keharmonisan antar beragama. Turun temurun tokoh masyarakat memegang teguh rasa tolerasi antar beragama. Sifat kriminalitas seperti ini perlu diwaspadai,” terangnya. (*)

