Site icon BAUBAUPOST.COM

Dituding Lamban Tangani Kebakaran, Damkar: Masyarakat Terlambat Melapor

F10.1 Kabid Pemadaman dan Penyelamatan Rusni Ganiru Ujung Kiri Bersama Anggota Damkar Kota Baubau

Peliput: Gustam Editor: Zaman Adha

BAUBAU, BP – Masyarakat di Jl Jambu Mente Kelurahan Wangkanapi mengeluhkan kinerja Pemadam Kebakaran (Damkar) yang lamban dalam memadamkan api, saat kebakaran di Kios Papa, Rabu (26/04) sekira pukul 23.00 Wita.

Salah satu masyarakat setempat, La Bobi saat ditemui di tempat kejadian perkara, Kamis (27/04) mengatakan, pasukan Damkar datang ketika api sudah merambat luas. Dia juga menilai, Damkar kurang gesit dalam melaksanakan tugas, sehingga harus dibantu warga sekitar.

“Nanti satu jam kebakaran baru petugas Damkar datang, jelas api sudah semakin besar. Bahkan saya lihat dalam melakukan pemadaman, tidak begitu lincah, sehingga dibantu para warga. Pasang selangnya pun lama, sampai setengah jam,” bebernya.

Hal serupa juga diungkapkan seorang warga yang enggan disebutkan namanya. Menurutnya, Damkar terkesan kurang responsif dalam menanggapi laporan masyarakat.

“Masa habis ditelepon, nanti satu jam mereka datang, padahal jarak dari sini ke kantor Damkar itu tidak jauh, lima menit saja sudah tiba,” ungkapnya.

Ditempat terpisah, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan melalui Kabid Pemadaman dan Penyelamatan, Rusni Ganiru mengatakan, masyarakat terlambat memberikan informasi. Sehingga pasukannya tiba di lokasi saat api sudah membesar.

“Kendalanya masyarakat terlambat melapor, sehingga ketika kami tiba di lokasi kebakaran, sudah apinya sudah besar,” kata Rusni.

Selain itu, banyaknya masyarakat di lokasi kejadian, menjadi penghambat Damkar dalam menjinakkan si jago merah. Ditambah lagi kondisi mobil Damkar yang sudah tua, sehingga butuh waktu agak lama untuk tiba di lokasi.

“Seharusnya kami gunakan satu cara saja untuk padamkan api itu, jadi tiga mobil sebagai penyuplai air, setelah mobil yang satu habis airnya, kembali mengisi lagi, baru masuk lagi mobil berikutnya, sehingga api terkendali. Tapi karena masyarakat banyak, mereka ambil alih kerja kami, akhirnya ketika kami melakukan pemadaman semua air di mobil habis, jadi kami kembali lagi melakukan pengisian, akibatnya api tidak terkontrol,” tutupnya. (#)

This website uses cookies.

This website uses cookies.

Exit mobile version