Peliput: Prasetio M Editor: Zaman Adha
BAUBAU, BP – Rencana pengangkatan material PT BIS yang berada di KM 9 kelurahan Liabuku, kembali mendapat penolakan dari warga. Penolakan ini ditunjukkan saat diskusi antara PT BIS dan masyarakat Liabuku di Aula kantor Kecamatan Bungi, Kamis (26/10).
Warga Kelurahan Liabuku Dayamin (33) saat ditemui awak media usai melakukan diskusi singkat menegaskan, warga sepakat menolak aktivitas PT BIS di wilayah Liabuku.
Kata dia, gerakan spontanitas masyarakat Liabuku yang dilaksanakan ini karena ada upaya dari PT BIS untuk mengambil material tambangnya yang berada di wilayah Liabuku untuk segera di antar di pelabuhan PT BIS.
Sebelumnya, pertemuan PT BIS dan masyarakat di bulan Mei tidak ada kesepakatan dan direncanakan akan diadakan pertemuan ulang. Namun pertemuan tersebut tidak terlaksana, upaya aktivitas pengangkutan material sudah mulai terlihat.
“Ini dilakukan secara diam-diam tanpa adanya pemberitahuan kepada masyarakat Liabuku, tadi sudah ada upaya itu, alat berat sudah kerja, mobil truk sudah antri utnuk mengangkut,” kata Dayamin.
Aktivitas tambang yang dilakukan oleh PT BIS menurutnya sangat merugikan masyarakat Liabuku. Pasalnya, pengangkutan material melalui jalan umum, hasil pertanian dan perkebunan turun drastis serta pasokan air bersih yang menipis.
“Hampir 10 Tahun ini dampak itu sudah kita rasakan seperti debit air tidak mencukupi baik untuk persawahan maupun untuk permukiman dan kualitas air juga menurun karena sudah mengandung lumpur yang mana sebelumnya tidak pernah terjadi,” tutupnya.
Di lokasi yang sama Syamsudin selaku Community Development sptd PT BIS menilai pertemuan yang terselenggara tadi merupakan pertemuan mendengarkan pendapat antara masyarakat Laibuku dan PT BIS.
“Untuk langkah selanjutnya kita akan kembalikan lagi kepada masyarakat dan Pemerintah,” kata dia.
Pihaknya mengatakan, kegiatan pengangkutan materil akan diberhentikan untuk menghormati pertemuan antara PT BIS dan masyarakat Liabuku. Aktifitas penambangan hingga kemarin belum dilakukan oleh PT BIS. (*)