F4.2 Kantor BBU Kecamatan KokalukunaKantor BBU Kecamatan Kokalukuna

BAUBAU, BP – Hama tikus merupakan musuh utama petani sawah, namun sampai saat ini belum diketahui cara pembasmiannya. Meningkatnya jumlah hama tikus membuat petani sawah di Kota Baubau kewalahan menanganinya.

“Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk saat ini yakni sanitasi lingkungan, serta penanaman tepat waktu sehingga dapat mengurangi serangan hama tikus,” terang Penanggung Jawab Balai Benih Utama (BBU) Robin SP saat ditemui Rabu (13/05).

Lanjutnya, tikus merupakan musuh utama para petani, sehingga serangan hewan pengerat ini bukanlah hal yang baru. Tetapi saat ini hama tikus sedang dalam masa melahirkan, sehingga jumlahnya meningkat.

“Kemungkinan nanti tikus akan menyerang kembali pada saat musim tanam kedua,” ungkapnya.

Sudah banyak cara yang petani lakukan untuk mencegah penyerangan hama tikus. Namun tidak ada hasil yang memuaskan, bahkan menjadi timbal baliknya. Sehingga jika melakukan pembasmian terhadap hama tikus maka dengan cepat melakukan penguburan.

“Kalau misalnya kita melakukan penyerangan terhadap hama tikus dalam jumlah besar maka harus segera dikubur atau ditutup bangkai tikusnya, jika kita biarkan maka serangannya akan meningkat,” jelasnya.

Sampai saat ini hama tikus belum bisa dibasmi seperti hama lainnya. Namun upaya untuk meminimalisir agar hamanya berkurang sudah banyak cara untuk dilakukan yakni dengan blower, racun, dan sanitasi lingkungan.

“Walaupun sudah banyak cara dilakukan, serangan tikus tidak akan pernah berhenti,” ungkapnya.

Banyak lahan persawahan petani yang sudah bolong-bolong akibat serangan tikus. Sehingga padinya tidak dapat berbuah atau bahkan sudah tidak dapat tumbuh sejak diserang tikus.

“Bagus kalau tikus tidak merusak semua tanaman padi, setidaknya masih ada yang tumbuh. Tetapi kan tikus menyerang tidak kenal lelah sehingga banyak lahan masyarakat bolong-bolong diserang tikus,” tutupnya. (#)

Peliput: Nelvida A