Peliput: Amirul

BATAUGA, BP – Pemerintah Kabupaten Buton Selatan (Busel) melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaraga (Dikmudora) Kabupaten Buton Selatan mengkucurkan anggaran sebesar Rp 1 miliar dana beasiswa yang ditujukan kepada mahasiswa kurang mampu.
Kepala Dikmudora Buton Selatan Maderuddin SPdMM mengatakan, beasiswa kurang mampu tersebut dikhususkan kepada putra-putri Buton Selatan yang saat ini sementara menempuh pendidikan diperguruan tinggi dan memiliki kendala dalam perekonomian keluarga.

“Sejauh ini Peraturan Bupati-nya (Perbup) sudah keluar. Anggarannya Rp 1 Miliar tersebut melekat di APBD Perubahan 2016. Jika APBD Perubahan telah diketuk palu, maka anggaran tersebut akan segera diberikan kepada mahasiswa yang telah diverifikasi pihak kami,” ucap Maderuddin saat ditemui diruangannya, Rabu (26/10).
Lanjut Maderuddin, dari data perserta beasiswa yang masuk di Dikmudora Busel ada sekitar 300 orang, namun setelah diverifiasi secara detail jumlahnya kurang lebih 200 peserta beasiswa. Pengurangan jumlah penerima beasiswa tersebut disebabkan oleh peserta yang memasukan permohonan bantuan beasiswa kebanyakan ditemukan bahwa identitasnya berdomisili di kota.
“Proposal para peserta yang mendapat beasiswa ini kadang masih ada kekurangan karena ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, pertama harus ada KTP Busel, Kartu Keluarga (KK), keterangan tidak mampu, keterangan aktif kuliah dari universitas yang bersangkutan, kartu mahasiswa, dan bukti rekening pembayaran SPP,” tuturnya.
Kata Maderuddin, beasiswa tersebut ditujukan juga kepada mahasiswa yang saat ini sedang dalam proses menyelesaikan masa studinya atau yang sementara menyusun tugas akhir. Awalnya beasiswa ini hanya diberikan kepada putra-putri Busel yang semantara kuliah di Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) Baubau dan Universitas Haluoleo (UHO) Kendari, namun karena dalam Peraturan Bupati tercantum universitas lain-lain maka mahasiswa dibeberapa universitas lain dapat diterima termasuk Perguruan Tinggi Kesehatan, dan UGM.
“Jumlah nominal yang diterima berdasarkan jenjang pendidikannya yang sementara dijalani, untuk yang Sarjana S1 itu uangnya diterima lebih Rp 3 juta pertahun, S2 adalah Rp 10 – 15 juta, kalau S3 itu Rp 30 – 40 juta, sementara untuk kedokteran di UHO itu Rp 40 juta dan satu di salah satu Universitas China dia mendapat kurang lebih Rp 60 juta pertahun,” katanya.
Maderuddin berharap, beasiswa yang akan diterima putra-putri Busel tersebut digunakan sebaik-baiknya untuk biaya kuliah, seperi pembayaran SPP, dan bukan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau yang tidak perlu.
“Saya harap itu digunakan sebaik-baiknya, makanya kami betul-betul sleksi siapa-siapa yang memang membutuhkan untuk biaya kuliahnya bukan yang lain-lain seperti kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya.(*)
