WAKATOBI,TRIBUNBUTON.COM – Bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis premium terus disorot masyarakat hingga kedua agen premium minyak dan solar (APMS) yang ada di Wangi-Wangi yang dimiliki La Naane dan Wangi-Wangi Selatan dengan nama pemiliknya H Anis dituding dalam menyalurkan sejumlah BBM terutama jenis premium berupa bensin diduga ‘kencing ditengah jalan’ alias disalurkan sebelum sampai ditempat tujuan.Sabtu(3/9/2016)

Mengapa tidak, antara jumlah kouta yang diterima kedua APMS tersebut dinilai tidak sesuai dengan yang disalurkan. Tiap hari selain premium berupa bensin itu dibuka hanya kadang-kadang juga terbanyak dilayani masyarakat di pompa bensin milik kedua APMS Itu terutama AMPS kelurahan Mandati 2 milik La Naane, hanya pertamax yang keseringan dibuka hingga tiap hari.

Sementara itu jumlah kouta yang diterima perbulannya terus meningkat. Sesuai data pertambangan dan Energi melalui Dinas PU, Tata Ruang dan Pertamben, untuk tahun 2016 saja, peningkatan kouta premium berupa bensin telah ditambah sebesar 200 ton perbulan untuk AMPS milik La Naane, dan untuk APMS kepemilikan H Anis sebesar 50 ton perbulan.

Kepala Dinas PU, Tata Ruang dan Pertamben H Kamaruddin SPd MM menyebut jumlah sebesar itu telah diusulkan sejak tahun 2015 lalu dengan alasan kebutuhan bertambah besar tetapi kouta yang disalurkan kecil oleh pertamina transit Baubau, sehingga sesuai permintaan tersebut dipenuhi tapi anehnya bertambah kouta justru antrian di pompa bensin kedua APMS tersebut justru tambah sepi dan hanya pertamax yang sering dijual.

Kecurigaan masyarakat bertambah ketika sejumlah drum minyak diletakkan dipelabuhan bongkar muat serta ada dugaan jika BBM jenis premium tersebut bocor pula sebelum sampai di tempat tujuan padalah melalui beberapakali pertemuan bersama team terpadu yang melibatkan unsur dinas terkait serta pihak lembaga hukum disepakati selain para tekulak minyak di pinggir jalan dibatasi khusus yang berizin juga dilarang dibicorkan sebelum sampai ditempat tujuan yaitu di pompa bensin masing-masing APMS.

“Kita sudah berkali-kali tegur itu agar yang bersangkutan hadir jangan diwakili agar semua tujuan rapat diketahui dan dipatuhi tapi yang dibawa selalu perwakilan, dan mestinya lembaga hukum sudah bisa bertindak. Kami ini kan hanya sebatas pengawas saja”, tegasnya.

Namun mengenai hal itu, pihak APMS hingga saat ini masih menutup diri untuk dimintai penjelasan terkait dugaan bocornya BBM jenis premium tersebut. Saat dimintai konfirmasi pemilik APMS tidak bisa dihubungi.” kami tidak berwenang menjelaskan semuanya pada Bos, tadi ini keluar namun pulangnya kami tidak tahu jam berapa”, sebut salah satu pekerja di AMPS La Naane tanpa mau menyebutkan namanya. (*)

Peliput: La Ilumane
Editor: Ardi Toris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *