Peliput: Iman Supa

RAHA, BP – Dalam roda pemerintahan yang dijalankan oleh Bupati Muna, LM Rusman Emba ST, banyak masyarakat yang menitip sejuta harapan padanya. Seperti kelompok pengrajin kain tenun, pengrajin anyaman rotan, serta pembuat makanan tradisional, yang mengharapkan perhatian dukungan baik materil maupun non materil dalam perkembangan dunia usaha yang digeluti sejak 1997.
Beberapa pengrajin kain tenun dari Kecamatan Kontunaga dan Lohia, telah memamerkan hasil kerajinannya dalam acara Dekranasda di Galampano. Turut berpartisipasi yaitu kelompok tenun kasopa-sopa, kelompok tenun bhia-bhia, kelompok tenun BUMDes Masalili, kelompok tenun manggo-manggopa, kelompok tenun lante-lante, tenun desa Marobo, kelompok tenun paninotoghe, tenunan desa liangkobori, serta kelompok tenun buri bhotu.
Salah pengrajin tenun, Wa ode Neati menuturkan, tujuan dalam memamerkan hasil tenun pada pemerintah daerah, agar mendapat perhatian serius. Sehingga memberdayakan masyarakat secara menyeluruh dalam menyalurkan kreatifitasnya.
“Dengan usaha tenun agung yang berdiri sejak 1997 sampai 2016, menggunakan modal sendiri dan belum mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah,” tuturnya.
Lanjutnya, tenun yang digelutinya selama ini telah menciptakan kurang lebih 100 motif yang digunakan sebagai bahan sarung maupun pakaian. “Harga setiap tenun bervariasi tergantung dari tingkat kesulitan dalam pembuatannya, ada yang harga Rp 400 ribu, Rp 300 ribu bahkan Rp 200 ribu,” katanya.
Sementara itu, kreatifitas pengrajin anyaman dari Desa Korihi Kecamatan Lohia, kelompok Mekar baru memamerkan hasil kerajinannya seperti tempat tisu, tempat minum, penutup teh, tas pesta maupun tempat kue.
“Ini pertama kali dipamerkan di Pemda, agar lebih dikembangkan di kampung, sehingga meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat. Hasil kreatifitas anyaman ini jual dengan harga terjangkau mulai dari harga Rp 150 ribu, Rp 100 ribu maupun Rp 50 ribu” tambah Wa Nia. (*)
