Peliput: Duriani
WAKATOBI, BP – Ketua DPRD Kabupaten Wakatobi, Muh Ali SP.MSi, mengatakan berbagai tradisi dan adat-istiadat yang ditampilkan dalam pembukaan Festival Pulau Tomia (FPT) telah memberikan rasa kesejukan dan membangkitkan rasa persaudaraan antara sesama masyarakat pulau Tomia.
“Saya sebagai putra daerah yang terlahir di pulau Tomia merasa bersyukur dapat dilahirkan di pulau Tomia bersama masyarakat pulau Tomia lainnya untuk melestarikan kehidupan dan kebudayaan yang penuh dengan keagungan,” kata Muh Ali, dalam sambutannya pada pembukaan FPT, Kamis (3/11).
Berbagai atraksi budaya dan adat istiadat yang ditampilkan dalam FPT itu, Muh Ali, berharap agar pemrintah kabupaten Wakatobi dapat menetapkannya sebagai event budaya tahunan. “Semoga niat dan prakarsa masyarakat pulau Tomia hari ini, Bapak Bupati Wakatobi dapat menetapkannya sebagai event budaya tahunan,” harap Muh Ali.
Muh Ali, pada kesempatan itu juga mengucapkan apresiasi dan terimakasih kepada masyarakat pulau Tomia di perantauan dan menempatkan pulang menyaksikan event budaya dan adat-istiadat masyarakat pulau Tomia. “terimakasih kepada masyarakat pulau Tomia di rantau yang pulang dalam kegiatan ini. Semoga bisa membantu pemerintah daerah membangun negeri ini sehingga tercipta kesejahteraan di masyarakat,” ucap Muh Ali.
Camat Tomia, La Ode Syafihuddin S.Sos.MSi, mengungkapkan jika FPT selain disaksikan masyarakat pulau Tomia yang berdomiisili di pulau Tomia dan sekitarnya. Namun ada ratusan masyarakat pulau Tomia yang tersebar diseluruh nusantara. Kehadiran masyarakat pulau Tomia di rantauan merupakan wujud kecintaan dalam melestarikan budaya dan adat-istiadat masyarakat pulau Tomia.
“Pak Bupati dan rombongan, bahwa event ini disaksikan ratusan bahkan ribuan masyarakat pulau Tomia di rantauan. Ini pertanda bahwa kecintaannya terhadap budaya dan adat-istiadat terbawa hingga kemana pun berada. Semoga event ini menjadi ajang membangun keakraban antar sesame warga,” ucap Camat Tomia.
La Ode Syafihuddin, juga mengatakan dengan event itu dapat mempersatukan dalam berbagai perbedaan, berbagai macam kepentingan, berbagai macam rumpun, dalam satu kesatuan masyarakat yang dilandasi semangat Poasa-Asa Pohamba-Hamba.Semua yang tersaji dalam event itu merupakan semangat Poasa-Asa Pohamba-Hamba pula.
“Ada tiga kekuatan dalam event ini yakni bersatunya pemerintah dan pemerintah, bersatunya rakyat dan rakyat, dan bersatunya pemerintah dan rakyat. Tiga kekuatan ini terhimpun dalam kekuatan Poasa-Asa Pohamba-Hamba,” ujar La Ode Syafihuddin. (***)