BATAUGA, BP – Ketua Tim Penggerak PKK Busel Ir Hj Masyura Ilah Ladamay menyatakan memajukan Busel tak cukup hanya mengharapkan birokrasi, namun peran aktif masyarakat dalam pembangunan dianggap sangatlah penting.

Dikatakannya, salah satu peran masyarakat yang dianggap penting adalah keterlibatan kaum wanita khusunya PKK, dan untuk memanfaatkan waktu yang ada pihaknya akan menggerakan program PKK di Kabupaten Busel secara maksimal.
“Dalam waktu tidak terlalu lama akan menggelar rapat kerja bersama PKK di Busel dan juga sudah mengagendakan menggelar kunker di tujuh kecamatan yang ada di Busel,” ucap Mantan Wakil Bupati Bombana itu.

Lanjutnya, Kunker PKK tersebut akan dimaksimalkan dengan waktu yang ada, di dalam kunker tersebut sekaligus untuk melihat potensi yang ada di Busel. Dari hasil pantauanya terakhir khususnya di Batu Atas memiliki potensi yang sangat menjanjikan yakni memiliki potensi anyaman yang akan dikembangkan. Begitupun kecamatan lain di Busel, jika peran ini diambil dan digerakan semua perekonomian masyarakat juga dapat meningkat.
“Lewat sekretaris Degranas Saya sudah pesan 100 unit untuk penyajian tempat dimeja makan, artinya saya pesan ini saya sendiri yang pasarkan dan saya yakin tidak cukup satu jam laku semua, ini artinya untuk memotivasi pengrajin anyaman di Batuatas untuk bisa laku, paling tidak tiap SKPD itu harus ada paling tidak di dalam rumah tangganya,” ujarnya.
Langkah ini kata Masyura, dilakukan untuk memicu dan memacu pengrajin anyaman di Busel secara menyeluruh, dalam artian dapat menggerakan perekonomian ibu rumah tangga dan juga menjadi program PKK. Bahkan peran organisasi lain diharapkan untuk bersama-sama mengambil peran dalam meningkatkan potensi perekonomian masyarakat.
“Kita juga merencanaakan menghidupkan kembali bakti sosial, kemudian mengaktifkan kembali BKMT dimasyarakat. Mungkin disana bisa kita aktifkan bakti sosial, kemudian BKMTnya juga terus dijalankan,” katanya
Tambahnya, potensi Busel cukup banyak diantaranya dalam tiap kecamatan memiliki peninggalan budaya seperti dialek bahasa antara desa satu dengan lainya memiliki perbedaan yang cukup mencolok.
“Seperti di Tira dan Bahari itu memiliki potensi budaya yang sangat bagus untuk di kembangkan kedepan dalam bentuk pagelaran budaya. Mana ada yang tau kalau Tari Linda itu dari Busel, jadi harus disiapkan panggungnya paling tidak tiap kegiatan pemerintah harus ditampilkan kita-kita saja dulu yang nonton, kita gelar pagelaran sehinga memotifasi masyarakat untuk memelihara kembali seperti tarian yang ada, kemudian mangaru (satu jenis tarian) di Lapandewa juga berbeda dengan tempat lain, Tari Mince di Siompu,” pungkasnya.(*)
