Peliput: Alamsyah Pradipta Editor : Hasrin Ilmi

BAUBAU, BP – Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti mengatakan Indonesia tidak lagi diancam oleh perang-perang antara negara-negara tetapi perang yang terjadi sekarang adalah perang ideologi dari masyarakat Indonesia sendiri.
Hal ini diungkapnya usai memberikan arahan kepada seluruh personil TNI di Mako Kodim 1413 Buton kamis (20/10).

Dikatakan, perang yang terjadi saat ini bukan lagi perang kapal bukan lagi perang yang menyerang indonesia tetapi yang menjadi ancaman utama adalah musuh yang sudah ditengah masyarakat salah satunya dibidang ideologi.
“Keyakinan, antara keyakinan yang satu dengan keyakinan yang lainnya siapa yang masuk surga siapa yang masuk neraka itu suda suatu ancaman yang paling berbahaya, dikampung ada di desa ada, disekolah juga ada. kemudian dibidang politik dibidang ekonomi, bidang sosial, dibidang budaya juga ada, bahkan barang sekecil apapun seperti hendpone seharga Rp 200 ribu bisa membahayakan Indonesia,” tegasnya.
Untuk itu, kata Agus Surya, salah satu solusi yang paling utama mengatasi paham-paham kekerasan dengan mengedepankan kearifan lokal. Pasalnya, Indonesia terkenal dengan kearifan lokalnya yang tidak dimiliki negara lain.
“Untuk menjaga semua keamanan di Indonesia ini salah satunya dengan cara kearifan lokal karena dari nilai-nilai bangsa serta nilai-nilai luhur bangsa, tradisi, adat istiadat masyarakat sulawesi tenggara, khususnya Baubau inikan terkenal dengan agama yang kuat rasa persodaraan, solidaritas itu yang selama ini yang hilang,” tegasnya.
Agus Suryo mengatakan TNI akan sebaik mungkin turut serta bekerja untuk mengembalikan kearifan lokal yang ada di indonesia, sehingga bisa mengajarkan kepada masyarakat kalau kearifan lokal itu adalah solusi. TNI ingin merebut kearifan lokal itu kembali sehingga masyarakat kembali damai kembali serta rukun, saling menghormati yang menjadi ciri khas Indoensia.
“Kita punya kearifan lokal agama yang membuat kita hebat dari negara lain, negara lain tidak mempunyai itu selama ini itu yang hilang selama ini sehingga masyarakat itu bisa dimasuki dengan faham-faham kekerasan, apa-apa demo, apa-apa kekerasan, apa-apa bakar apa-apa bunuh, itukan suda lari dari kearifan lokal kita makanya kita harus merebut lagi kearifan lokal ini, kita tempatkan kembali lagi kepada masyarakat indonesia,”tutupnya.(#)