Laporan: Ardi Toris

BAUBAU, BP- Tiap kali intensitas hujan turun sangat tinggi, maka tiga kelurahan di Kecamatan Bungi, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), yaitu Kelurahan Liabuku, Kelurahan Waliabuku, dan Kelurahn Ngkaring-ngkaring mengalami banjir. Peristiwa ini telah terjadi dalam 10 tahun terakhir.

Dalam bulan Juni 2022, di tiga kelurahan itu sudah dua kali diserang banjir yaitu terjadi pada pekan kedua Juni dan kali ini di pekan ketiga tepatnya Jumat 24 Juni 2022 banjir kembali melanda tiga kelurahan itu.

Walikota Baubau La Ode Ahmad Monianse meninjau langsung banjir di Kecamatan Bungi

Ratusan hektar sawah pun diporak-porandakan banjir sejak dari peristiwa banjir pertama terjadi. Banjir kali ini sangat dramatis karena disamping air yang membanjir tiga kelurahan itu mencapai 1.5 meter, juga ada dua petani yang dievakuasi oleh basarnas karena terjebak banjir di tengah sawah, luapan air sampai ke jalan raya hingga menyulitkan arus lalu lintas yang melewati jalur itu, hingga ada puluhan KK harus mengungsikan diri.

Walikota Baubau La Ode Ahmad Monianse menyikapi banjir di Kecamatan Bungi dengan turun langsung ke lapangan yakni melihat langsung dari dekat Kelurahan Liabuku dan Ngkaring-Ngkaring yang terlihat sangat parah dengan tujuan untuk memantau kondisi terakhir lokasi tersebut pada Jumat (24/6/2022).

Beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pun seperti BPBD, Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Sosial langsung diperintahkan untuk sigap menangani banjir yang melanda di Kecamatan Bungi tersebut.

Kepada sejumlah media, orang nomor satu di Kota Baubau ini mengakui, sampai dengan hari ini Pemkot Baubau dalam hal ini BPBD dan Dinas Sosial masih melakukan pendataan untuk menentukan akurasi rumah terdampak meskipun belum ada laporan yang pasti berapa rumah yang terdampak karena banjir.

“Tentunya setelah kami melihat di lapangan akan melakukan identifikasi masalah dan mengidentifikasi hal-hal yang dilakukan . Semua dinas akan turun lapangan yakni Dinas Sosial kemudian BPDB, Pemadam kebakaran untuk penyelamatan termaksud dinas-dinas teknis lainnya. Dan dalam pemantauan kemarin, pihak Pemkot Baubau langsung melakukan evakuasi karena ada satu orang warga yang terjebak di sawah sebab ada yang bermalam di sawah kemudian pagi hari air naik sehingga tidak dapat mengantisipasi adanya kenaikan air,”ujarnya.

Penyelesaian persoalan banjir, tambah La Ode Ahmad Monianse, sesunggunya tidak bisa instan sebab banyak hal yang akan dilakukan yang dimulai dari gunung sampai ke bawah ke pemukiman warga termaksud kedisplinan dalam hal pengelolaan hutan.

Apalagi, beberapa hari lalu, pihaknya bersama Pemerintah Kecamatan Sorawolio itu menangkap pembalak liar dimana itu juga menjadi berkontribusi. Oleh sebab itu diharapkan agar menjaga ekosistem termaksud gunung supaya resapan air bagus .

Kemudian dari Dinas PUPR bersama-sama Dinas Pertanian akan melihat infrastruktur pertanian dan infrastruktur drainase sehingga air yang mengalir bisa lancar.

Karena sebenarnya salah satu juga penyebab banjir di Kecamatan Bungi antara lain beberapa saluran sungai atau kali banyak endapan kemudian bibir kali sudah tidak tertata dengan baik sehingga ketika air naik terus meluap.

“Setelah sudah melakukan pemantauan pada banjir Senin lalu, kami sudah mengidentifikasi dan membuat perencanaan, melakukan upaya untuk perencanaan ke depan apa yang harus dibenahi. Kami juga sangat mengharapkan Pemprov Sultra sesuai dengan kewenangannya dan pemerintah pusat untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan ini banjir di Kota Baubau,”jelasnya.

Terkait masalah ilegal logging, La Ode Ahmad Monianse akan menindak tegas pelakunya. Dan yang melakukan ilegal logging tersebut bisa melihat dampak hari ini dikarenakan akumulasi perbuatan sebelumnya.

baca juga: Polsek Bungi-Polres Baubau Tangkap Petani Yang Setubuhi Anak Masih Dibawah Umur
“Termaksud pemerintah juga akan mencoba untuk menata kembali perizinan-perizinan yang ada kaitannya dengan pemanfaatan lahan agar tidak berdampak luas seperti sekarang ini,” tutupnya.(**)