– D Silasa: Pasar MEA Butuh Portofolio Sertifikasi Internasional

Laporan: Ardi Toris

BAUBAU, BP- Tim pelaksana uji kompetensi tatabusana datang di Baubau untuk memberikan uji kompetensi kepada 20 peserta uji, yang berasal dari PKBM Baria, Minggu (29/01), bertempat di SMKN 3 Baubau.

Sebelum dilangsungkan tes uji konpetensi dan sertifikasi
itu dibuka Kabid Pembinaan Paud dan Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau Drs D Silassa MSi, sekaligus Mewakili Kadis Pendidikan dan kebudayaan Kota Baubau H Masri MPd.

Hadir pula dalam acara itu, Kepala Sekolah SMKN 3 Baubau Dra Munia, Kepala PKBM Baria Munazi SE dan dua tim penguji komptensi dan sertifikasi tat abusana dari Kendari Ibu Rosmini dan Adriani.

Dalam sambutannya D Silassa mengatakan bahwa ujian kompetensi ini merupakan proses akhir dari suatu rangkaian pendidikan dan pelatihan pada jenjang tertentu untuk melihat kemampuan pada jenjang berikutnya. Apalagi uji kompetensi ini merupakan yang pertama dilaksanakan di Kota Baubau dan sudah bersertifikasi internasional.

“Tujuan diadakan uji kompetensi tata busana ini agar suapaya kita
bisa mendapatkan pengakuan. Jadi ujian kompetisi dan sertifikasi
berstandar internasional. Mudah-mudahan ini bisa diteruskan lagi.
Tuntutuan saat ini adalah tuntutan kualitas agar bisa bersaing di
pasar lokal, nasional, dan pasar regional. Apalagi pasar MEA ini
sudah diberlakukan, dan kita bisa masuk dalam pasar ini bila ada
portofolio hasil uji kompetensi dan sertifikasi,” kata D Sillasa.

D Sillasa mengatakan pasar MEA menyeleksi setiap orang yang mau bekerja, “Tidak ditanya kamu dari lulusan mana tapi yang ditanya secara administrasi kamu bisa kerja apa sesuai dengan sertifikasi dan keahlian apa yang dimiliki,”

lanjutnya. Kompetisi itu, katanya, adalah merupakan perpaduan antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Meski begitu, D Sillasa meminta kepada para peserta agar tidak
boleh berbangga dulu bila lulus dari ujian ini, karena masih ada
ujian-ujian selanjutnya. Kegiatan ujian kompetensi dan sertifikasi
ini perlu diketahui oleh publik agar supaya ditahu bahwa pemerintah daerah ini punya kepedulian kepada masyarakat yang membutuhkan keterampilan sehingga masyarakat tahu.

Mantan Kepala Sekolah STM Baubau itu berharap bila sudah
mendaptakan sertifkasi internasional dari ujian kompetensi ini,
maka peserta bisa bersaing merebut pasar di MEA karena sudah diakui mempunyai skil yang berbasis usaha. Pihaknya pun berjanji akan tetap mendorong PKBM lain untuk mengembangkan kompetensi jenis lain misalnya dalam bidang tata boga dan tata bangunan.

“Setiap pesertakan diharuskan mengikuti pelatihan selama dua bulan atau paling tidak telah mengikuti pelatihan selama 200 jam, baru kemudian bisa mengikuti ujian kompetensi dan sertifikasi jenjang dua ini. Selanjutnya bisa sudah lulus maka kami minta dicopykan sertifikat kompetensinya untuk menjadi arsip di dinas pendidikan dan kebudayaan sehingga nanti kita akan membantu mendistribusikan pada pasar-pasar yang membutuhkan,” tutup D Silassa.

Kepala PKBM Baria Munazi SE melaporkan peserta uji kompetensi tata busana berjumlah 20 orang itu akan mengikuti dua bagian ujian, yaitu ujian tertulis yang diberi waktu selama 1 jam dan ujian praktek yang diberi waktu 5 jam. (***)