- Kepala Desa: Kita Rasa Capek Akhirnya Teman-Teman Tidak Sempat
Peliput: Zul Ps
WANGI-WANGI,BP – Undangan dialog terbuka Solidaritas Masyarakat Desa Waitii Barat (SMD-WB) Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi berujung, dikeluarkannya inventaris Anggota BPD pada rumah yang dikontraknya sebagai sekertariat BPD, pada salah satu warganya dan diketahui kejadian tersebut pada Sabut (19/09).
RM merupakan salah satu anggota dari SDM-WB tersebut mengatakan, SDM-WB tersebut merupakan gabungan dari tokoh pemuda dan masyarakat desa Waitii Barat yang berencana mengadakan dialog publik bersama pemerintah desa dan masyarakat setempat, guna membahas terkait pembangunan desa kedepan serta menuntut adanya transparansi anggaran desa.
“ Karena undangan tidak mendapat respon dari kedua lembaga pemerintahan tersebut, menghadiri sehingga masyarakat yang hadir hendak memboikot kantor BPD yang berkantor di rumah pribadi salah seorang warga desa,” ungkapnya pada awak media Baubaupost pada Senin (21/09).
Keadaan semakin panas Lanjut RM, setelah salah seorang anak pemilik rumah tidak menerima ketika masyarakat hendak memboikot rumah orangtuanya yang pada saat itu dijadikan kantor BPD. Meskipun telah diberikan rasionalitas oleh koordinator kegiatan atas nama Lisman.
“ Keadaan ini berbuntut pada pengusiran BPD dari rumah warga yang menjadi tempat berkantor tersebut. Sampai hari ini inventaris kantor BPD masih berserahkan di depan rumah bekas kantor tersebut.” lanjutnya
Sementara itu, Wakil Ketua BPD Desa Waitii Barat Gegerudin membenarkan adanya kejadian itu, pihaknya mengaku adanya undangan untuk anggota BPD bersama Pemerintah Desa dari SDM-WB untuk mengadakan dialog terbuka.
“ Yang hadir pada saat itu hanya saya sendiri, selaku wakil ketua BPD, karena ketua BPD masih berangkat, masih ada di Baubau sekarang, kemudian yang ditunggu sudah 2 jam adalah Pemerintah Desa atau yang mewakili dan tidak hadir,” akunya melaui sambungan telpon.
Sambung Gegerudin, setelah sekian lama menunggu, salah satu masyarakat yang hadir mengatakan bahwa, inilah BPD yang tidak baik dalam melakukan pengawasan sehingga Pemerintah Desa tidak dapat hadir pada undangan terbuka yang dilakukan oleh masyarakat.
“ Setelah ada dikeluarkannya kata, ini kantor desa Waitii Barat kita akan segel sekalian dengan kantor BPD, karena kebetulan Kantor kami itu masih sewa rumah warga, jadi yang mendengar tadi anak mantunya dia langsung ke kantor itu jangan disegel, namun belum dilakukan penyegelan, sehingga yang punya rumah mengatakan bahwa jangan lagi berkanor disini,” sambungnya.
Kepala Desa setempat, yang mengaku bernama La Amdja mengatakan bahwa undangan tersebut berada dihalaman kantor BPD, namun ia tidak mengetahui bahwa halaman tersebut mendapatkan izin dari pihak mana,
“ Saya tidak tau apakah itu dipinjam lewat siapa halaman karena kita harus pinjam juga itu “anu”, jangan sampai dia jadi “anu”, saya juga tidak tau persis mengapa dia jadi begitu,” ungkapnya.
Selain itu, saat dirinya ditanyai mengapa tidak sempat menghadiri kegiatan tersebut, atau salah satu aparat desanya sebagai perwakilan, dirinya mengatakan bahwa dirinya dan para aparatnya dalam keadaan capek sehingga tidak bisa menghadiri undangan tersebut.
“ Kalau perwakilan kita saya rasa tidak ada yang sempat hadir disitu, karena teman-teman ini pada saat dia adakan kegiatan itukan ada kegiatan dikantor melakukan laporan LPJ karena kita kerja inikan kita lembur sampe malam, kita rasa capek akhirnya teman-teman tidak sempat.” tutupnya.(*)
Nonton Video Berikut dari YouTube BaubauPost TV Channel:
Abu Hasan Selama 5 Tahun Jabat Bupati Buton Utara Tidak Pernah Berkantor di Buranga
Selama menjabat sebagai bupati Buton Utara (Butur) Abu Hasan tidak perna berkantor di kantor Bupati Butur yang dibangun di pusat ibu kota kabupaten Buton Utara itu yang tepatnya di Buranga kecamatan Bonegunu. “Kayaknya saya tidak perna liat. Saya tidak perna liat”. Kata Haendri Guntoro warga yang tinggal di depan kantor Bupati Butur. Kata Dia jika Bupati Buton Utara berkantor di sini (Buranga red) tidak mungkin kantor Bupati itu kotor seperti itu. “Kalau da berkantor pasti da bersih kantor, tapi kalau tidak berkantor makanya kantor da jelek begitu”. Katanya.
Terkait sorotan masyarakat Buranga yang mengatakan selama menjabat sebagai Bupati Butur Abu Hasan tidak perna berkantor di Buranga kecamatan Bonegunu sebagai pusat ibu kota kabupaten Buton Utara.
Sorotan tersebut diakui oleh Abu Hasan bahwa dirinya selama menjabat sebagai bupati Buton Utara tidak perna berkantor di Buranga.
Demikian kata Abu Hasan pada saat temui awak media usai meresmikan Mokodim Butur, Selasa ( 22/09).
“Kalau itu Saya akui berkantor secara formal tidak”. Singkatnya.
Lanjut Bupati Butur itu, mengatakan sejak awal dirinya menjabat sebagai bupati Buton Utara telah berusaha menggagas dan memfungsikan Buranga sebagai ibu kota kabupaten Buton Utara dan akan berkantor di Buranga namaun hal itu selalu gagal.
“Tapi diawal kepemimpinan saya, saya sudah coba untuk menggagas pemfungsikan Buranga sebagai pusat ibu kota, beberapa kali kita lakukan gagal menempatkan staf sebanyak seratus orang setiap kantor juga gagal”. Kata Abu Hasan.
Lanjut Abu Hasan, membeberkan juga penyebab kegagalan dirinya berkantor di Buranga karena kendala transportasi dan home stay. @BAUBAUPOST TV CHANNEL