Peliput: Amirul

BATAUGA, BP – Pemerintah Kabupaten Buton Selatan khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Busel kedatangan tiga tim Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI. Kunjungan tersebut untuk melihat dan memetakkan potensi kelautan dan perikanan yang dimiliki Busel, sekaligus penguatan pada tingkat stake holder lingkup Busel.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Buton Selatan Heru Sungkowo mengatakan, dari ketiga tim tersebut diantaranya dari Direktorat Penataan Ruang Laut, dengan tujuan mengindentifikasi dan iventarisir penguatan lembaga adat untuk mendukung konservasi khususnya di Pulau Siompu.

“Jadi tim ini ada tiga orang dari Direktorat penataan ruang laut, setelah beberapa hari memetakkan lokasi dilapangan mereka mengatakan kearifan lokal di Buton Selatan khususnya Siompu cukup luar biasa dalam mendukung Konservasi Sumber Daya Kelautan,” ucap Heru Sungkowo saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (14/11).

Dijelaskannya, di Siompu terdapat suatu sistem konservasi yang ditetapkan oleh maayarakat dengan nama ‘Ombu’. Kata dia, Ombu adalah cara masyarakat Siompu dalam melakukan perlindungan-perlindungan organisme laut. Sehingga, lokasi tersebut diperbolehkan pada saat-saat tertentu dengan pola tertentu pula agar upaya-upaya konservasi tersebut bisa diupayakan.

Lanjutnya, tim kedua dari Direktorat Jendral Budidaya Perikanan, yang bertujuan untuk melihat prospek pengembangan usaha budidaya ikan maupun rumput laut di Kabupaten Buton Selatan, terutama dalam Wilayah program Pembangunan Sentra Kelautan Terpadu (PSKPT).

“Mereka melihat bantuan kerambah Jaring Apung tahun 2015 ternyata masyarakat telah mengisi keramba-keramba itu dengan ikan-ikan lokal, misalnya Bobara atau ikan kue, ikan kakap, ikan boronang dan beberapa ikan jenis korapu, dan itu cukup pesat perkembangannya,” tuturnya.

Selain itu kata Heru, untuk Teluk Sampolawa, tim kedua ini memetakkan bahwa teluk tersebut merupakan lokasi pengembangan kawasan industri perikanan, dalam hal ini berbasis perikanan tangkat dan pengolahan, sedangkan untuk kawasan Teluk Lande hanya dikhususkan untuk budidaya laut.

Sementara tim ketiga dari Badan Penelitian dan Sumber Daya Alam Kelautan, yang melakukan pengumpulan data sekunder dan data primer dalam rangka penelitian base line survei maping sosial ekonomi, dalam mendukung Program Sentra Perikanan Terpadu, dimana tim tersebut berjumlah 8 orang dan melakukan penelitian sejak 7 November lalu, yang akan dilakukan hingga 20 November 2016.

“Tim ketiga ini melakukan pengumpulan data primer dan sekunder, Setelah Kabupaten Buton Selatan ditetapkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan sebagai lokasi PSKPT sesuai keputusan Menteri nomor 51 tahun 2016 tentang penetapan lokasi pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu di pulau-pulau terkecil dan kawasan perbatasan,” ucapnya.

Tambahnya, berdasarkan keputusan menteri maka beberapa tim Kementerian Kelautan dan Perikanan langsung terjun kelapangan dan melihat langsung program apa saja yang akan dikembangkan di Lokasi PSKPT tersebut.

“Jadi kami sangat bersyukur Kabupaten Buton Selatan menjadi salah satu dari 20 daerah yang dijadikan PSKPT, tentu ini akan berimbas pada percepatan pembangunan diButon Selatan dalam bidang kelautan dan perikanan, yakni programnya pembangunan PPI dan pembangunan pabrik es dan beberap program lainnya. Tentu program ini semua bertujuan meningkatkan ketersediaan sumber protein dan ketahanan pangan nasional, kesejahteraan masyarakat dan pemasukan devisa bagi negara, yang kedepannya diharapkan dapat terjadi pertumbuhan ekonomi di wilayah pinggiran dengan lokomotif penggerak utama disektor perikanan,” pungkasnya.(*)