– Diantaranya Tampil Bak Soekarno-Hatta

Peliput: Anton

LABUNGKARI, BP – Pada Kamis (10/11) kemarin nuansa berbeda dan unik terlihat di MTsN 4 Buton Tengah ( Buteng), pasalnya Madrasah tersebut punya cara tersendiri untuk meperingati Hari Pahlawan. Dalam memperingati Hari Pahlawan tersebut La Sumpita siswa kelas IX dipercayakan sebagai pemimpin upacara, sedangkan Kepala MTsN 4 Buton Tengah Asman Bandera SPd bertindak sebagai pembina upacara.

Dalam upacara, siswa-siswi mengenakan seragam pramuka, sedangkan para guru tampil dengan berbagai corak pakaian ala para pahlawan pada zaman perjuangan disaat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, dimana ada yang berpakaian seperti petani, dokter, petani, kemudian ada yang berpakaian ala TNI dan Polri, sedangkan seorang guru senior Kuwat Marsum SPdI tampil mirip tokoh Drs Moh Hatta, serta kepala MTsN 4 Buteng tampil dengan seragam putih-putih yang mirip dengan penampilan Ir Soekarno dimasa itu.

Disamping pelaksanaan upacara pada peringatan hari pahlawan tersebut, MTsN Buteng juga menggelar 3 jenis lomba, diantaranya lomba tarik tambang, bola gotong dan lomba paduan suara berupa lagu-lagu nasional.

“Upacaranya tadi dimulai sekitar kurang lebih pukul 07.30, kami guru-guru mempunyai inisiatif berpakaian ala-ala para pahlawan seperti ini, karena sudah ada kesepakatan hasil rapat dewan guru pada beberapa saat yang lalu, selain upacara kami juga adakan 3 kegiatan lomba, yaitu berupa lomba lagu-lagu nasional, lomba tarik tambang serta lomba bola gotong, tujuannya ini supaya anak-anak juga bersemangat dalam menempuh pendidikan disini, karena bukan hanya belajar toh, tetapi banyak kegiatan yang diadakan,” papar Kepala MTsN Buteng Asman Bandera SPd usai upacara.

Dijelaskan kata Asman Bandera, ia juga sempat menyampaikan kepada seluruh siswa untuk menghargai jasa-jasa perjuangan para pahlawan, dan memperkenalkan latar belakang sejarah negara indonesia, yang mana pasca kemerdekaan pada saat itu tepatnya pada 10 November 1945 terjadi peperangan dahsyat antar NKRI melawan para penjajah yang ingin mengganggu kedaulatan Negara Republik Indonesia.

“Amanat yang saya sampaikan tadi, pada intinya saya mengajak siswa hendaknya kita harus menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur, kemudian agar siswa juga mengetahui bahwa setiap tanggal 10 November diperingati sebagai hari pahlawan, karena pada saat itu di Kota Surabaya, rakyat Indonesia berjuang habis-habisan untuk merebut kembali kedaulatan negara Indonesia walaupun banyak rakyat Indonesia yang gugur dimedan laga,” tutupnya.(*)