Peliput : Amir
BATUAGA, BP – Kecamatan Siompu Barat, Kabupaten Buton Selatan (Busel) yang sebagian besar berbatu. ternyata memiliki beberapa lokasi yang berpoteni untuk ditumbuhi jagung hibrida
Plt Dinas Pertanian Buton Selatan, Muhammad Rais mengatakan diketahui jagung hibrida rakus akan unsur hara dan ditanam ditanah yang gembur, tetapi di Siompu Barat yang terkenal dengan lahan berbatu ternyata ada sebagain wilayahnya memiliki tanah gembur dan mengandung unsur haranya yang cukup tinggi. Kondisi itu cocok dengan jangung hibrid
“Memang kalau daerah kepulauan agak repot, tetapi informasinya dibeberapa lokasi di wilayah Siompu Barat punya potensi itu, saat ini sementara dicek,”ucap Muhammad Rais
Menurutnya, informasi itu harus ditindaklanjuti, apalagi masyarakat di Siompu Barat memiliki keinginan untuk mengembangkan jagung hibrida diwilayahnya. Satu hektar lahan ditanami jagung hibrida dapat menghasilkan kurang lebih lima ton jagung, petani juga tidak repot memikirkan pemasarannya, karena Badan Logistik telah diintruksikan oleh pemerintah pusat untuk siap membeli hasil panen masyarakat dengan kisaran Rp 3000 perkilogram. “Dinas Pertanian menyiapkan bibitnya, masyarakat tinggal menyiapkan lahan dan memiliki keinginan yang kuat untuk bertani,” tuturnya
Selain itu, jika petani mengolah jagung yang telah digiling menjadi pakan ternak kemudian dijual dipasar maka keuntungannya lebih besar. Kata dia, apalagi melihat potensi penjualan ternak ayam yang telah menjamur di Kota Baubau, tentu berimbas pada melonjaknya kebutuhan pakan ternak khususnya jagung
“Masyarakat petani harus menyadari bahwa jagung adalah pakan ternak yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, apalagi kebutuhan akan pakan ternak khususnya ayam melonjak tajam,”
Ditambahkannya, bukan hanya bibit jagung yang ada di Dinas Pertanian, tetapi bibit sayur mayur juga disiapkan kepada kelompok tani yang memiliki lokasi. “Tinggal masyarakat saja, jika mempunyai lokasi dan memiliki keinginan yang kuat untuk bertani, kami akan membantu. Kami memiliki niat merubah pola pikir masyarakat, bahwa bertani itu dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,” tutupnya (*)

