Peliput: Amirul

BATAUGA, BP- Potensi jambu mete di Kabupaten Buton Selatan sangat potensial untuk dikembangkan. Namun belum digarap dengan serius. Padahal, olahan jambu mete memiliki nilai jual yang tinggi baik pasar domestik, bahkan dapat diekspor ke mancanegara.

Kualitas jambu mete Busel tidak kalah dengan daerah lain. Kacang metenya cukup besar dan gurih. Nilai jualnya cukup tinggi setelah diolah sebagai produk makanan siap konsumsi.

Menurut Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Busel Amril Tamim, hasil jambu mete Busel bisa mencapai 100 ton per tahun. Namun, hasil panen petani tidak diolah menjadi produk jadi, hanya dijual dalam bentuk gelondongan, sehingga nilai jualnya masih cukup rendah.

“Kalau sudah dikacip, digoreng dan dikemas dengan label yang bagus, tentu harga bisa naik enam kali lipat,” katanya.

Dikatakan, produk jambu mete dapat menjadi produk unggulan di Busel. Maka diperlukan keseriusan pemerintah setempat untuk mengemas produk ini agar memiliki nilai jual yang tinggi.

“Ini memang kewajiban dan tanggung jawab pemerintah, ke depan kita fasilitasi kemasannya, termasuknya pasarnya,” ucapnya

Upaya pemerintah daerah saat ini baru sebatas menyediakan rumah kreatif yang bekerjasama dengan BNI, sebagai wadah bertanya dan solusi, baik permodalan maupun hal lain bagi masyarakat atau pengusaha home industri sehingga produk olahannya dapat dikemas dengan baik dan memberi jalan untuk dipasarkan.

“Memang sebagian masyarakat sudah membuat produk menjadi barang siap konsumsi, tetapi tidak banyak. Mereka kemas dengan bungkus plastik polos, infomasi jambu mete distiker dengan logo toko masing-masing,” ucapnya

Kedepan produk mete akan diseragamamkan dengan label Busel, bahkan diberi KTP. Dikemas dengan baik, diupayakan mendapat perizinan dari LokaPOM, sehingga dapat masuk pasar swalayan. Namun prosesnya akan dilakukan bertahap. (*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today