F01.7 Salah satu Halteeeeeeeeeeee

Catatan: Zaman Adha

DINAMIKA pembangunan Kota Baubau yang semakin pesat, menuntut perbaikan di sektor transportasi. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah, dengan mengembangkan sarana transportasi massal.

Untuk mengamini upaya itu, Pj Wali Kota Hado Hasina membangun beberapa Halte Kawalingka yang tersebar di sejumlah titik di Kota Baubau, serta melobi 10 bus dari pusat. Dengan rangkap jabatan sebagai Kepala Dishub Sultra, semakin memuluskan realisasi proyek halte di kota Khalifatul Khamis.

Bus Rapid Transit (BRT) atau Bus Transit Cepat merupakan konsep yang diadopsi dari kota-kota yang telah maju. Hal ini coba diterapkan Hado Hasina di Kota Baubau.

BRT merupakan salah satu solusi untuk mengantisipasi kemacetan. Tidak menutup kemungkinan, ke depan Kota Baubau akan menjadi salah satu kota yang macet. Indikasi itu sudah mulai nampak, mengingat jumlah kendaraan meningkat dari tahun ke tahun.

Halte Kawalingka dan bus, merupakan dua instrumen tak terpisahkan untuk mewujudkan BRT di Kota Baubau. Master Plan sudah mulai dirancang, mulai dari jalur bus hingga menggandeng pihak swasta sebagai operator.

Salah satu upaya pemerintah untuk menggaet minat masyarakat naik BRT, dengan menyediakan tarif murah. Mulai dari kalangan menengah ke atas, menengah ke bawah, hingga mahasiswa dan pelajar pasti tertarik. Hanya saja, diperlukan komitmen pemerintah daerah untuk mewujudkan BRT yang tepat waktu, konsisten, dan senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan.

Bus Bantuan Presiden

Hado Hasina berhasil meyakinkan Presiden Joko Widodo agar Kota Baubau kebagian bantuan 10 unit bus. Hingga pada pertengahan Desember 2018, lima unit bus tiba di Kota Baubau secara berangsur-angsur, tanggal 11 Desember sebanyak dua unit, dan tanggal 12 Desember tiga unit.

Tepatnya Kamis (20/12/2018), Wali Kota Baubau AS Tamrin secara simbolis menerima bantuan bus presiden yang diserahkan oleh Kadishub Sultra Hado Hasina bertempat di aula Kantor Wali Kota Baubau. Usai penyerahan, bus langsung diuji coba. AS Tamrin, Hado Hasina, pihak Kemenhub RI, beberapa kepala SKPD dan awak media menjadi penumpang perdana pada saat itu. Bus mulai berjalan dari Kantor Wali Kota dan singgah di Halte Kawalinga Lipu, kemudian kembali ke Kantor Wali Kota.

Bus berwarna biru itu dapat dikatakan cukup mentereng. Spesifikasi yang ditawarkan juga cukup mumpuni dan memberikan kenyamanan. Terdapat 20 kursi dan 20 gantungan tangan untuk penumpang. Tidak hanya itu, pintu otomatis dan ruangan Full AC juga menjadi fasilitas unggulan bus tersebut.

Namun kini, baru lima unit bus yang terparkir rapi di halaman Dinas Perhubungan Kota Baubau. Sementara lima unit lainnya masih menyisakan tanda tanya terkait realisasinya.

Halte Kawalingka

Halte Kawalingka yang diresmikan sekitar Agustus 2018 ini masih dalam kondisi yang cukup baik, berdasarkan hasil pengamatan di 10 halte. Hanya saja, Halte Kawalingka Pantai Nirwana telah terhalang oleh tanaman kebun dan semak di sekitarnya.

10 titik tersebut yakni, Halte Kawalingka Pantai Nirwana, Halte Kawalingka tanpa nama dekat kawasan perumahan Palem Beach, Halte Kawalingka Unidayan, Halte Kawalingka Katobengke, Halte Kawalingka SMAN 3 Baubau, Halte Kawalinga Lipu, Halte Kawalingka Jembatan Beli, Halte Kawalingka Wangkanapi, Halte Kawalingka Lippo, dan Halte Kawalingka Waromosio.

Dari kesepepuluh halte itu, dapat diklasifikasikan berdasarkan logonya. Halte Kawalingka Pantai Nirwana, Halte Kawalingka dekat kawasan perumahan Palem Beach, Halte Kawalingka Jembatan Beli, Halte Kawalingka Wangkanapi, Halte Kawalingka Waromosio berlogo Pemerintah Provinsi Sultra.

Sementara Halte Kawalingka Unidayan, Halte Kawalingka Katobengke, Halte Kawalingka SMAN 3 Baubau, Halte Kawalinga Lipu berlogo Kota Baubau, dan satu tanpa logo yakni Halte Kawalingka Lippo.

Berdasarkan keterangan dari Dinas Perhubungan Kota Baubau, terdapat 12 titik halte kawalingka yang akan terkoneksi dengan bus. Delapan halte yang dibangun pemerintah provinsi, dan empat titik dibangun Pemerintah Kota Baubau.

Namun hingga saat Wali Kota Baubau defenitif telah menjabat hampir 9 bulan, realisasi BRT belum menunjukkan tanda. Tentu hal ini masih ditunggu sebagai gebrakan baru sisitem transportasi di Kota Baubau, yang selama ini masyarakat hanya menikmati ojek, angkutan kota dan taxi sebagai moda andalan dalam kota.

Dalam waktu dekat juga, Kota Baubau akan menjadi tuan rumah salah satu ajang internasional, Festival Keraton Masyarakat Adat (FKMA) Asean ke VI yang dihelat November 2019. Kehadiran BRT di Kota Baubau sudah tentu sangat membantu akomodasi, disamping juga dapat memberikan gambaran kepada para tamu asing, mengenai sistem transportasi di kota kecil Indonesia.

Kita berharap, tampuk pemerintahan Kota Baubau di bawah kepemimpinan duet Tampil Manis dapat mempercepat realisasinya. Jika tidak, maka dikhawatirkan halte-halte yang telah dibangun dengan uang rakyat rusak begitu saja atau menjadi “sampah” di tengah kota. (**)

Visited 3 times, 1 visit(s) today