Peliput: Nelvida A
BAUBAU, BP- Cuaca buruk yang melanda Kota Baubau beberapa hari belakangan ini, mengakibatkan petani terhambat panen. Hal ini berdampak besar bagi petani sawah dengan jarak waktu panen Mei hingga Juni.
Kepala Balai Benih Utama (BBU) Ngkaring-karing Robin SP ditemui Senin (26/05) mengatakan, terpaan air hujan dengan intensitas yang cukup tinggi membuat tanaman padi dalam posisi rebah.
Jika tanaman padi terlalu lama terendam air, maka bulir padi tersebut akan tumbuh menjadi tanaman baru.
“Sehingga dapat merugikan para petani setempat,” katanya.
Bukan hanya itu saja, jika para petani memaksakan untuk melakukan panen, maka hasil padinya kurang bagus. Bulir padi menjadi berwarna kuning dan hitam, sehingga nilai jualnya di pasaran menjadi rendah.
Lanjutnya, persawahan di Ngkaring-karing memiliki tekstur tanah yang pulut atau tanah lumpur yang sangat dalam, sehingga membuat mesin panen tidak dapat dipakai terlebih saat musim penghujan. Jika dipaksakan mesim tersebut akan rusak.
“Ada alat untuk memanen namun tidak bisa difungsikan akibat curah hujan meningkat, biar siapa tidak bisa panen kalau musim hujan,” jelasnya.
Para petani kini hanya berharap cuaca dapat segera membaik agar dapat dilakukan panen, sebelum masanya berakhir. Jika tidak mencapai waktu panen maka padi tersebut akan dikatakan rusak.
“Tinggal menunggu cuaca cerah sehingga dapat dilangsungkan kembali proses panen,” tutupnya. (#)