BAUBAU, BP- Angka kelahiran di Puskesmas Sorawoli belum mencapai target harapan. Hal itu disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang cenderung menganggap proses persalinan akan lebih baik dikerjakan oleh dukun, ketimbang harus menggunakan jasa bidan atau petugas kesehatan.
Kepala Puskesmas Sorawolio dr Hasrida Hamid saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (12/06) mengatakan presentase angka kelahiran masyarakat Sorawolio hanya mencapai 20 persen. Tidak heran, pasalnya mayoritas masyarakat sekitar masih mempercayai dukun sebagai tenaga ahli yang dapat mengatasi segala persoalan terkait proses persalinan.
Hal itu membuat animo masyarakat cenderung lebih memilih untuk mengkonsultasikan kondisi kehamilan hingga tiba saatnya persalinan kepada dukun atau keluarga yang memiliki pengalaman dalam bidang persalinan. Padahal, metode persalinan dengan cara medis dinilai jauh lebih efektif dan terjamin karena dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli melalui bidan maupun petugas kesehatan lain.
” Masyarakat disini masih sangat kental dengan adat istiadat yang melarang ibu melahirkan diluar rumah. Meskipun demikian, petugas kami selalu siaga karena tidak menuntut kemungkinan mereka akan memanggil petugas kami untuk membantu melakukan persalinan dirumah jika tidak ada keluarga yang berpengalaman dalam proses persalinan,” jelasnya.
2019 berjalan, masyarakat Sorawolio mulai menyadari akan manfaat positif melakukan persalinan di Puskesmas. Berdasarkan data yang telah dirampung sejak awal bulan Januari hingga saat ini, jumlah pasien persalinan sedikit lebih meningkat dari tahun sebelumnya.
Kendati demikian, masih ada beberapa warga yang melakukan persalinan di rumah. Olehnya itu, pihak Puskesmas selalu berusaha maksimal memberikan pemahaman kepada masyarakat agar dapat mengonsultasikan kehamilan serta proses kelahiran di Puskesmas.
” Tahun ini, hampir sebagian masyarakat sudah melahirkan di Puskesmas, walaupun masih ada juga sebagian yang melakukan persalinan dirumah,” tutupnya.
Peliput: Nelvida A