BAUBAU, BP – Berdasarkan data perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Baubau kembali mengalami inflasi 0,11 persen pada bulan Februari 2020, dengan IHK 102,20.
Inflasi yang terjadi di Kota Baubau disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,15 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,08 persen, kelompok transportasi sebesar 0,36 persen, kelompok pendidikan 0,24 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,10 persen.
Sementara kelompok yang mengalami penurunan indeks harga hanya satu yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar -0,51 persen.
Sedangkan kelompok perumahan air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, kelompok kesehatan, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman tidak mengalami perubahan alias relatif stabil.
“Beberapa komoditas penyumbang inflasi kita itu diantaranya kangkung, daun kelor, bawang putih, tomat, ikan layang, bawang merah, angkutan udara, minyak goreng, ikan tuna, ikan selar,” kata Kepala BPS Baubau Sudirman K ditemui Senin (02/03).
Dan untuk komoditas penyumbang deflasi di Kota Baubau diantaranya cabai rawit, ikan katamba, ikan bubara, bayam, ikan cakalang/sisik, ayam hidup, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, cumi, kacang panjang, dan daging ayam ras.
Untuk diketahui, dari 90 kota, 17 kota mengalami deflasi dan 73 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sintang (Provinsi Kalimatan Barat) sebesar 1,21 persen dan terendah terjadi di Pare-Pare (Provinsi Sulawesi Selatan) sebesar 0,02 persen. Sedangan untuk deflasi terdalam terjadi di Tanjung Pandan (Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) 1,20 persen, dan terendah di Padang Sidimpuan (Provinsi Sumatera Utara) sebesar 0,01 persen. (*)
Peliput: Gustam