F5.2 Kondisi Pelaksanaan Simulasi UNBK di SMPN 16 BaubauKondisi Pelaksanaan Simulasi UNBK di SMPN 16 Baubau

Syamsu Alam: Keberanian Membuat Kami Bisa Melaksanakan Simulasi

BAUBAU, BP- Meski minim akan ketersediaan sarana penunjang seperti fasilitas komputer, server dan jaringan internet, pelaksanaan Simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMPN 16 Baubau berjalan lancar di hari pertama.

Hal itu diungkapkan Kepala SMPN 16 Baubau Syamsu Alam saat ditemui di ruangan kerjanya, Senin (02/03). Dikatakannya, efesiensi pelaksanaan Simulasi UNBK berhasil dioptimalkan berkat usaha dan kerja keras seluruh dewan guru.

Diketahui, jumlah peserta Simulasi UNBK sebanyak 17 orang, sementara jumlah komputer yang tersedia hanya sebanyak empat unit. Untuk memenuhi ketersediaan fasilitas komputer yang terbilang masih kurang, pihak sekolah menswadayakan enam unit komputer serta meminjam satu unit server milik sekolah lain.

” Sekitar 70 persen swadaya dari guru karena sekolah hanya memiliki empat buah komputer dan untuk servernya kami pinjam karena kebetulan ada teman saya yang mau meminjamkan server sekolah. Selain itu, kami juga hanya menggunakan handphone untuk menghubungkan jaringan, sebab tidak ada indihome. Kami meletakan servernya diluar kelas karena ditempat tersebut jaringannya lebih bagus dibanding didalam ruang kelas,” terangnya.

Syamsu menambahkan, pada awalnya pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Baubau telah menyarankan untuk nebeng ke SMPN 11 Baubau yang memiliki fasilitas komputer memadai. Namun, berkat keberanian, kegigihan, serta tekad yang kuat dari seluruh dewan guru, SMPN 6 Baubau sukses melaksanakan Simulasi UNBK secara mandiri.

” Pada saat rapat di kantor dinas, mengungkapkan pikiran dan disarankan untuk nebeng di SMPN 11 Baubau, tapi setelah saya komunikasi dengan teman-teman, mereka mengatakan dari pada nebeng lebih baik mengusahakan jaringan saja, dan saya mulai berpikir untuk melaksanakan hal tersebut. Saya memberanikan diri untuk membeli bahan serta merangkainya bersama seluruh guru yang ada di SMPN 16 Baubau, dan listriknya saya pakaikan tersendiri karena takutnya nanti terjadi hal yang tidak diinginkan. Sekolah kami tidak memiliki apapun, hanya keberanian yang membuat kami bisa untuk melaksanakan UNBK,” tuturnya.

Sejauh ini, pihak sekolah belum menemukan kendala teknis yang cukup berarti, hanya ada sebagian siswa yang belum mengetahui tata cara pengoprasian komputer. Tak heran, SMPN 6 Baubau yang notabenenya tidak terjangkau jaringan internet ini rupanya juga belum memiliki Laboratorium Komputer.

” Tantangan guru saat ini yakni siswa kami masih perlu pengenalan lagi terkait komputer. Hal ini dikarenakan sampai hari ini belum ada laboratorium komputer sekolah, dan saya bersyukur karena waktu ujian masih lama sehingga saya dapat membiasakan siswa untuk melaksanakan latihan memakai komputer agar nanti pada saat ujian berlangsung siswa tidak kaget lagi dengan hal tersebut,” jelasnya.

Untuk itu, Samsu Alam berharap Pemerintah Kota (Pemkot) dalam hal ini Disdikbud Baubau bisa lebih memperhatikan sekolah-sekolah yang berada di pelosok kota, khususnya terkait pemenuhan fasilitas komputer yang memadai.

” Harapan saya, walaupun kami sekolah yang terletak di pinggir dan saya sudah dua tahun di SMPN 16 Baubau namun belum ada bantuan apapun dari Pemerintah Kota Baubau. Olehnya itu, saya berharap kalau bisa kedepannya minimal SMP ini diperhatikan dan dapat dibantu dalam fasilitas terutama komputer untuk pelaksanaan UNBK sebanyak 10 buah yang dibutuhkan di sekolah,” pungkasnya. (#)

Peliput: Nelvida A

Visited 1 times, 1 visit(s) today