Peliput: Zaman Adha — Editor: Ardi Toris
BAUBAU, BP – Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau menggelar dialog kebangsaan bersama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) secara online di Rujab Walikota Baubau, Minggu malam (31/05). Pertemuan itu diikuti Walikota Baubau Dr HAS Tamrin dan wakilnya La Ode Ahmd Monianse.
Pada kesempatan tersebut, orang nomor satu di Kota Baubau itu berharap agar daerah diberi ruang untuk membentuk kelembagaan untuk pembinaan pancasila kepada masyarakat. Pancasila memiliki nilai dasar, nilai instrumental, dan kemudian harus diimplementasikan ke dalam kehidupan masyarakat.
“Nilai dasar dan nilai instrumental tidak akan ada artinya kalau implementasinya tidak jalan. Ini yang dinginkan, supaya di masing-masing daerah betul-betul diberi ruang apakah akan membentuk kelembagaan tapi harus ada intervensi dari pusat,” ujarnya.
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) harus berfungsi penuh dalam mensosialisasikan Pancasila. Termasuk implementasi 36 butir pengamalan Pancasila.
“Bahkan kalau perlu dikembangkan lagi sehingga jangan hanya 36 butir saja karena pancasila mencakup seluruh aspek kehidupan,” harapnya.
BPIP diharapkan untuk membantu daerah dalam hal pembinaan Pancasila, karena terjadi pergeseran karakter di negara ini, sehingga perlu ditanamkan semangat Pancasila.
Menurut AS Tamrin, di seluruh daerah-daerah yang menjadi cikal bakal lahirnya Indonesia punya nilai-nilai kearifan lokal tersendiri. Meski memiliki nama yang berbeda, namun tetap sejalan dengan embrio Pancasila.
“Di Kota Baubau juga mempunyai nilai-nilai, yang sejalan dan akan lebih akrab dengan masyarakat di Buton tapi pancasila juga menjadi bagian dari pada nilai-nilai yang disebut dengan PO 5 yakni Pomaa masiaka (Saling Menyayangi), Popia Piara (Saling Memelihara), Pomae Maeaka (Saling Menghormati), Poangka angkataka (Saling Menghargai), Pobinci-binci kuli (Saling Merasakan Satu Sama Lainnya),” paparnya.
Lanjutnya, kumulatif semua itu adalah gotong royong, kebersamaan, tepo saliro, tenggang rasa saling sayang menyayangi, saling menghormati. Dijelaskan pula ada tiga tahapan implementasi, yakni nilai-nilai dasar lima sila, nilai instrumental itulah pancasila, dan nilai aplikatif atau nilai praktis itulah butir-butir.
Ditambahkan, dalam perjalanannya, Pancasila selain sebagai dasar negara, pancasila juga dipahami sebagai pandangan hidup karena bisa dikaji dari pemerintahan, dari aspek hukum dari aspek historis. Dari aspek kenegaraan sebagai dasar negara sebagai pandangan hidup, sebagai landasan filosofis negara, sebagai panduan hidup bermasyarakat, bernegara dan berketuhanan dan sebagai identitas bangsa. (**)