Peliput: Nelvida A
BAUBAU, BP- Petani sayuran mengeluh akibat harga sayuran menurun drastis dimasa pandemi covid-19 serta cuaca yang tidak stabil membuat petani hortikultura mengalami kerugian.
Salah seorang petani sayuran di wilayah Loko Ibu Jeru saat diwawancarai Baubau Post, Rabu (03/06) mengatakan untuk saat ini harga sayur murah apalagi kacang panjang. Terkadang tidak habis, sehingga harus di bawah pulang.
” Kemarin-kemarin harga kacang panjang 3 buah Rp 1000, bahkan itupun tidak habis dan harus di bawah pulang, kami merasa pusing disaat seperti ini. Belum lagi cuaca yang kurang stabil sehingga mau menanam banyak, jadinya rugi,” terangnya.
Untuk tanam menanam, petani tidak merasakan dampak dari covid-19, tetapi jika sudah harga pasar serasa berdampak sekali bagi petani.
” Dimasa pandemi covid-19 seperti ini harga jual sayuran sangat berdampak kepada kami, sehingga mau tidak mau kami harus banyak bersabar,” ungkapnya.
Ibu Jeru mengatakan banyak tengkulak yang mengatakan kurangnya pembeli dipasar sehingga terkadang sayuran tidak habis. Bahkan sayuran tidak dapat dikirim keluar karena pandemi dan tidak ada pembeli dari luar.
” Berbeda jauh dimasa sebelum pandemi dan saat ini, kalau sebelum pandemi masih bisa di kirim ke luar tetapi saat ini tidak bisa sama sekali sehingga pembeli harga dari Kota Baubau saja,” ungkapnya.
Lanjut, Ibu Misiem juga merasakan hal yang serupa, menanam kangkung dan sawi pun harganya agak mendingan di banding dengan kacang panjang. Tapi bukan hanya pandemi yang menjadi permasalahan, cuaca yang kurang stabil pun sangat memberikan efek pada petani sayur.
Dikatakannya bahwa belum lama ini ibu Misiem menaman mentimun dan semuanya hasilnya jelek sehingga mengalami gagal panen dan membuatnya harus bersabar.
” Musim seperti ini banyak petani sayuran yang merugi bahkan sampai hasil panen yang tidak bagus akibat cuaca,” terangnya. (#)