Peliput: Amirul — Editor: Ardi Toris
BATAUGA,BP-Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Buton Selatan (Busel) telah diberi tanah hibah seluas dua hektar oleh Pemerintah Kabupaten Busel di Kelurahan Masiri.
Dalam perencanaannya, selain akan dibangun kantor permanen Kemenag Busel dan masjid serta lembaga sayapnya antara lain Majelis Ulama Indonesia, Basna, Lembaga Dakwa Islam, LPTQ, PHBI, NU, Muhammadiyah, juga akan membangun miniatur manasik haji ditanah hibah pemkab Busel itu.

Kepala Kemenag Busel Drs H La Rija MPd mengatakan ditahap awal, pihaknya akan membangun kantor, dan jika masih dikehendaki tetap memimpin Kemenag Busel kedepan, maka akan membuat pos pelayan haji terpadu tingkat kabupaten atau membuat miniatur manasik haji.
“Kita ingin membangun Kabupaten Buton Selatan bersama-sama. Bupati Busel H La Ode Arusani memiliki niat baik, ia sebagai pemimpin telah mengambil kebijakan menghibahkan tanah Pemkab ke Kemenag Busel, maka kami juga ingin mengambil peran daerah dalam hal kegiatan keagamaan,” tutur La Rija saat ditemui belum lama ini.
Kata dia, membuat miniatur manasik haji memiliki akan memberikan manfaat bagi calon jemaah haji maupun masyarakat umum. Disitu terdapat miniatur ka’bah, jumrah, safa-marwah dan lainnya. Manasik haji merupakan peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya.
“Jadi sebelum calon jemaah haji berangkat ke mekah, dalam kegiatan manasik haji, calon jamaah haji akan dilatih tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji yang akan dilaksanakannya, misalnya rukun haji, persyaratan, wajib, sunah, maupun hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji,” ucapnya
Selain itu, para calon jamaah haji juga akan belajar bagaimana cara melakukan praktik tawaf, sa’i, wukuf, lempar jumrah, dan prosesi ibadah lainnya dengan kondisi yang dibuat mirip dengan keadaan di tanah suci.
Ia menjelaskan, manasik haji juga diperlukan guna memberikan pemahaman kepada setiap calon jamaah haji tentang tujuan utama keberangkatan mereka ke tanah suci. Manasik haji sangat bermanfaat bagi para calon jamaah haji, karena setelah melaksanakan manasik haji, para calon jamaah haji akan dapat memahami hal-hal apa saja yang harus dilakukan pada saat melakukan ibadah haji nantinya.
Selain memberi pembelajaran kepada calon jemaah haji juga akan memberikan manfaat kepada masyarakat umum yang datang melihat ketika pihaknya melaksanakan praktek kepada calon jemaah haji
“Biasanya kita ini calon jemaah haji 10 orang, pengantarnya 200 orang, maka otomatis pengantar itu juga ikut melihat praktek itu, dan biasanya mereka akan terketuk hatinya untuk menuaikan ibadah haji,” tuturnya
Ditambahkanya, diharapkan perencanaan-perencanaan pembangunan sarana dan prasana keagamaan itu dapat terlaksana ditahun-tahun mendatang, seiring semakin berkembangnya Buton Selatan. (*)

