-Muh. Armin: Kalau Ada yang Titipkan Anaknya Untuk Diajarkan Maka Diajarkan juga
Peliput: Arianto W Editor: Prasetio M
BAUBAU, BP- Kepala SDN 1 Baubau Muhammad Armin mengaku pihkanya kesulitan menerapkan Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan sistem daring khususnya untuk siswa kelas satu.
Diketahui, model pembelajaran daring ditunjang oleh fasilitas gadget atau Handphone (Hp) berbasis Android. Sementara umumnya dikalangan pelajar sekolah dasar (SD) pengguna Hp Android terbilang minim apa lagi bagi siswa kelas satu yang notabenenya baru masuk di bangku sekolah dasar.

“Kita melalui pembelajaran daring, hanya kelas satu ini mau dibagaimanakan kasian, membaca saja belum lancar apa lagi belajar daring,” ungkap Armin belum lama ini.
Olehnya itu untuk efesien PBM di tengah pandemi Covid19 ini, pihak sekolah harus melakukan pendekatan dengan orang tua siswa.
Dimana siswa yang tak punya fasilitas penunjang belajar daring, maka orang tua/wali bisa datang mengambil tugas anaknya ke sekolah seminggu sekali.
Dalam kasus ini rupanya pihak sekolah juga memperbolehkan jika ada siswa yang datang ke sekolah untuk mengikuti proses belajar langsung di kelas namun harus mengikuti protokol kesehatan.
“Kesimpulanya kalau ada yang mau titipkan anaknya untuk diajarkan maka diajarkan juga tapi hanya beberapa orang, tidak semua,” jelasnya.
Merespek hal itu, Kabid Pembina SD, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Baubau Fitrianti justru membenarkan proses pembelajaran langsung dikelas.
Dikatakanya, jika siswa hanya diberikan tugas dan tanpa penjelasan maka secara otomatis siswa tidak akan paham dan kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah.
“Misalnya kalau mata pelajaran mate-matika kan tidak mungkin hanya dikasih materi langsung dibawah pulang yah jelas mereka tidak akan paham. Jadi harus dijelaskan bagaimana cara mengerjakannya, kemudian mereka pulang,” terangnya.
Selain itu, kata Fitrianti pula, dalam kegiatan belajar ini, guru hanya boleh memberikan penjelasan terkait materi tugas paling lama satu jam.
“Tidak ada tatap muka lama, paling lama setengah jam atau satu jam dan itu hanya sebatas memberikan tugas. Yang penting protokol kesehatan dilakukan,” pungkasnya. (*)

