Viral di Medsos Video Penangkapan Pria Diduga Ingin Bakar Mobil di SPBU Pasarwajo

Peliput: Arianto W

BUTON, BP- Viral di media sosial video penangkapan seorang pria berinisial LJ (37) diduga ingin membakar sebuah mobil yang sedang mengisi BBM di SPBU Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Perlu diketahui, Aksi tak senono ini terjadi pada Rabu (13/10) sore, sekitar pukul 16.30 Wita.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, upaya yang coba dilakukan oleh LJ mula-mulanya diniatkan dengan menyalakan sebuah korek api di dekat mobil yang saat itu sedang mengisi BBM.

Benar saja, korek yang dinyalakan tersebut pun menghasilkan percikan api. Namun, beruntung petugas SPBU sigap segera memadamkan api dengan menyemprotkan tabung pemadam kebakaran.

Terlihat dari foto/video yang beredar, LJ sempat dihakimi oleh massa. Tak ayal, aparat Polres Buton cepat mengamankan si pria yang merupakan warga Kelurahan Takimpo, Kecamatan Pasarwajo tersebut.

Lantas, berdasarkan hasil pemeriksaan oleh pihak Polres Buton, LJ yang diduga ingin membakar sebuah mobil di SPBU bertindak tidak sadar karena efek mengkonsumsi minuman keras (Miras) atau mabuk.

“Pengaruh mabuk,” kata Kasatreskrim Polres Buton, AKP Aslim.

Dikatakan, LJ nekat menyalakan korek api yang nyaris membakar mobil di SPBU itu karena tak sabar ingin mengisi BBM jenis premiun di tangki motor yang dikendarainya.

“Dia buru-buru habis pulang dari kerja bangunan, mau isi bensin,” ungkapnya.

Saat ini, LJ telah menyesali perbuatannya. Dan untuk status LJ, kata Aslim, tidak dilakukan penahanan.

“Kalo dia mau pulang bisa saja. Tapi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, dia di kantor dulu apalagi masih bau alkohol,” katanya.

baca juga: Isu Jual Beli Jabatan, Bupati Buton La Bakry Pastikan Sanksi Pemecatan jika Ditemukan

Sebagai informasi tambahan, rencananya pada Kamis (14/10) LJ dan pihak SPBU termaksud pemilik mobil akan dimediasi oleh Polres Buton agar persoalan tersebut dapat diselesaikan secara damai.

“Rencana besok akan dipertemukan dengan pihak korban di kantor untuk dibuatkan pernyataan karena pihak korban menginginkan penyelesaian damai,” pungkasnya. (*)