Peliput: Gustam Editor: Zaman Adha

BAUBAU, BP – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) berkomitmen untuk tetap melestarikan kebudayaan di Kota Baubau, salah satunya dengan menggelar lomba kabhanti. Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Walikota Baubau, Dr H AS Tamrin, Sabtu (25/02).
Kabhanti yang merupakan sebuah nyanyian yang berisikan nasehat-nasehat dan adat istiadat Buton, di lombakan dalam tingkat kelurahan se Kota Baubau.
AS Tamrin dalam sambutannya mengatakan, kabhanti saat ini sudah jarang diminati masyarakat. Sehingga dengan adanya lomba ini, masyarakat akan kembali diperkenalkan dengan kabhanti yang semakin tergerus dengan adanya modernisasi.
“Saya sangat mengapresiasi diadakannya acara ini, karena daerah ini kaya akan budaya, jadi kegiatan ini merupakan salah satu program pembangunan budaya kita. Hal itu sesuai dengan visi misi pembangunan Kota Baubau yakni mewujudkan Kota Baubau yang maju, sejahtera, dan berbudaya,” kata AS Tamrin.
Selain Kabhanti jelas AS Tamrin, kedepannya akan diadakan lagi lomba-lomba budaya-budaya Buton lainnya, yang juga terancam punah. Apalagi saat ini generasi muda di Buton sudah banyak lagi yang tidak mengetahui kebudayaan warisan nenek moyang.
“Kalau hari ini yang diadakan lomba Kabhanti, maka kedepannya nanti seluruh budaya Buton lainnya yang akan diperlombakan, yang sudah jarang dikenal masyarakat kita saat ini. Pemerintah akan mengupayakan untuk dilombakan dan di publikasikan kembali,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Disdikbud, Drs H Masri MPd kepada sejumlah wartawan mengatakan, karena baru tahap awal lomba ini baru ikuti sebanyak 28 peserta yang terdiri dari 15 kelurahan di Kota Baubau. Namun lomba kabhanti akan terus dikembangkan oleh Pemerintah Kota Baubau
“Ini merupakan lomba antar kelurahan se Kota Baubau, karena ini baru tahap awal, peserta yang mendaftar itu baru 28 orang dari 15 kelurahan, tapi kita akan dorong terus, kita akan kompetesisikan terus Kabhanti ini ke semua kelurahan, agar semua memahamai Kabhanti ini,” kata Masri.
Lanjutnya, yang menjadi penilaian para juri dari segi bahasanya, irama lagu, maupun pakaian yang digunakan oleh para peserta diharuskan menggunakan pakaian adat Buton.
“Yang akan dinilai itu, segi bahasanya, nada lagunya, dan penampilan pakaiannya, itu akan di nilai langsung oleh budayawan Kota Baubau sendiri, yakni Imran Kudus, Sahril, dan Budi Wahidin,” jelas Masri. (#)

Visited 2 times, 2 visit(s) today