F01.3 Saat Komisi III DPRD Kota Baubau menerima kunjungan DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar CopySaat Komisi III DPRD Kota Baubau menerima kunjungan DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar

Peliput: Zaman Adha

BAUBAU, BP – DPRD Kabupaten Selayar menyambangi Kota Baubau untuk melakukan studi banding, terkait pengelolaan kesehatan dan pendidikan, Rabu (01/03). Mereka menilai, sistem pendidikan dan kesehatan di Kota Baubau selangkah lebih maju dibandingkan di Kabupaten Kepulauan Selayar.

Para rombongan tamu dari daerah dengan julukan Tanadoang ini, langsung diterima oleh Komisi III bidang Kesra DPRD Kota Baubau.

Menurut Wakil II DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar, Muhammad Aris Ridwan, dipilihnya Kota Baubau untuk studi banding, karena Kabupaten Kepulauan Selayar dan Kota Baubau sama-sama daerah kepulauan. Sehingga dinilai, dalam pengelolan pendidikan dan kesehatan memiliki kesamaan sistem.

“Secara georgrafis wilayah Kota Baubau dan Kabupaten Kepulauan Selayar mirip. Jadi kami cari daerah yang mirip dalam rangka dalam rangka pengentasan kemiskinan, karena sama-sama kepulauan tentu punya cara yang hampir sama. Kami juga memilih kota baubau karena ada kesamaan kultur, juga ada kaitannya dengan persaudaraan antara Buton dan Selayar. Dan ada dua kecamatan di selayar rata-rata penduduknya keturunan orang Buton,” jelasnya.

Pria berkacamata ini melihat, dari segi pengelolaan kesehatan Kota Baubau lebih baik dibandingkan daerahnya. Misalnya, di Kota Baubau telah berdiri salah satu Rumah Sakit Siloam, yang kebanyakan hanya berdiri di kota-kota besar di Indonesia.

“Kami melihat Kota Baubau termasuk maju dibandingkan dengan Kabupaten Kepulauan Selayar. Di kota baubau sudah ada RS Siloam. Di Provinsi Sulawesi Selatan hanya ada di Kota Makassar, sementara di kabupaten dan kota-kota lainnya disana tidak ada,” ungkapnya.

Hal lain yang menjadi rujukan di Kota Baubau mengenai pengelolaan pendidikannya. Politisi Partai Gerindra ini menyebutkan adanya permasalahan setelah kewenangan guru SMA diambil alih oleh pemerintah provinsi.

“Yang menjadi masalah diwilayah kepulauan selama ini mengenai perpindahan guru. Sehingga ada ketakutan para guru disana, jikalau mereka akan dipindahkan ke kabupaten lain, maka ini menjadi masalah buat kami,” bebernya.

Dengan berkunjung ke Kota Baubau, Aris berharap, DPRD Kota Baubau dapat berbagi informasi yang bermanfaat demi kemajuan Kabupaten Kepulauan Selayar kedepannya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Selayar, Mustakim KR mengatakan, alasan lainnya melakukan studi banding di Kota Baubau untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional. Dia juga menilai sistem pendidikan di Kota Baubau sudah lebih maju dibandingkan daerahnya.

“Kami dapatkan informasi bahwa Kota Baubau mendapatkan penghargaan terkait pelaksanaan Ujian Nasional. Maka kami ingin sharing, bagaimana pengelolaan pendidikan di Kota Baubau agar dapat diterapkan di Kabupaten Kepulauan Selayar,” ungkapnya.

Selain itu menurutnya, cagar budaya di Kota Baubau masih terjaga dengan baik. Beberapa peninggalan sejarah seperti Benteng Keraton Buton dan beberapa cagar budaya lainnya masih dapat dinikmati oleh generasi saat ini.

“Kami menginginkan agar cagar budaya harus dilestarikan. Kami melihat di Kota Baubau khususnya peninggalan kerajaan kesultanan Buton masih dilestarikan, sehingga kami ingin sharing tentang bagaimana melestarikan cagar budaya,” tandasnya.

Hal lain yang menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar mengenai perlindungan guru. Karena menurut Mustakim, guru sangat rentan terjerat kasus pidana saat mengambil tindakan terhadap siswanya.

Pihaknya berencana menyusun Perda mengenai perlindungan guru. Namun poin penting yang diperoleh, sistem pendidikan di Kota Baubau dengan memperkuat tata tertib di sekolah, sehingga potensi guru terjerat kasus hukum dapat dihindari.

Rencananya, rombongan dari pulau di ujung selatan Sulawesi Selatan ini, akan mengakhiri kunjungannya di Kota Buaubau pada Jumat (03/03). (**)

Visited 1 times, 1 visit(s) today