Laporan: Ardi Toris
BUSEL, BP- Kepala Sekolah SDN 1 Laompo Busel Rosdiana SPd merupakan putri Asli Buton Selatan. Dia dilahirkan di Busoa pada tanggal 18 Maret 1977 dan kini dikaruniai tiga anak yang semuanya berjenis kelamin perempuan.
Rosdiana yang ditemui di ruang kerjanya menceritakan secara singkat karirnya mulai dari pertama kali diangkat menjadi PNS di tahun 2005 dan pertama kali menjalankan tugas sebagai guru di Kecamatan Pasarwajo yang saat itu merupakan Ibu Kota Kabupaten Buton dimana Wilayah Buton Selatan masih merupakan salah satu kecamatannnya.
Wanita yang sejak kecil memang bersekolah di SDN Busoa, lalu melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Batauga dan SMAN 2 Baubau itu, selanjutnya pada tahun 2016 dimutasikan di SDN 3 Laompo yang sekarang berubah nama menjadi SDN 1 Lakambau Buton Selatan.
Pada tahun yang sama yaitu tahun 2016, untuk pertama kalinya Rosdiana yang merupakan lulusan S1 Universitas Terbuka (UT) diangkat sebagai kepala sekolah di SDN 1 Busoa.
“Alhamdulilah pada saat tahun 2016 ketika saya dipercayakan menjadi kepala sekolah di SDN 1 Busoa, saat itu saya melakukan renovasi sekolah sebanyak 7 RKB (Ruang Kelas Belajar-red). Di sekolah ini memang sejak dibangun 1975 belum pernah ada direnovasi bangunannya. Nanti di tahun 2016/2017 saat saya menjadi kepala sekolah baru ada rehab sekolah namun yang saya upayakan yaitu rehab atap sekolah pada 7 RKB tersbut,” ucapnya, Rabu (15/02/2023).
Selanjutnya di tahun 2018, Rosdiana dikembalikan lagi menjadi guru pengajar di SDN Lapontoi, dan beberapa saat kemudian dia dimutasi lagi ke SDN 1 Laompo sebagai guru pengajar.
“Nati tahun 2020 saya dipercayakan memimpin SDN 1 Laompo Buton Selatan karena kepala sekolah sebelumnya sudah pensiun,” lanjutnya.
Sebagai guru, Rosdiana mengaku hampir tidak mengalami kesulitan selama menjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik karena itu sudah menjadi profenya sejak diangkat sebagai ASN.
“Hanya saja ketika menghadapi berbagai karakter diawal dimana saya pertama kali ditempatkan di Pasarwajo dimana peserta didiknya kebanyaan menggunakan bahasa lokal, yang mana itu bukan daerah kelahiran saya, maksudnya itu hal yang baru bagi saya. Namun dengan pendekatan saya dengan siswa membuat saya akrab kemudian saya bisa mengenal pada diri siswa itu sendiri,” tuturnya.
Kertika pertamakali dipercayakan menjadi kepala sekolah, Rosdiana memiliki kesan ingin melakukan pengembangan-pengembangan yang belum dilakukan di sekolah yang dipimpinnya.
“Sebagai guru apa lagi melekat sebagai pengajar dan sebagai ibu rumah tangga maka pengelolaa sekolah itu sama halnya dengan bagaimana cara mengelola sebuah keluarga agar mencukupi sebuah kegiatan dengan anggaran yang ada. Artinya bagaimana managemen kegiatan yang kita lakukan bisa terpenuhi,” jelasnya.
Demikian pula, ketika dia menjadi kepala sekolah kendala-kendala dilapangan hampir tidak ada atau masih bisa diatasinya. Karena ketika memimpin, kata Kepsek Rosdiana, maka semua membutuhkan kerjasama dan partisipasi dalam segi pengelolaan sehingga pembiayaan-pembiayaan itu bisa terpenuhi dan tercukupi.
baac juga: Gedung Baru SMPN 14 Baubau Dibangun di Kawasan Palagimata, Berpotensi Jadi Sekolah Favorit Baru
“Intinya seperti pengelolaan dalam rumah tangga, sepanjang ada kerjasama yang baik dan komitmen bersama dalam rsebuah rumah tangga, maka akanmembuahkan hasil yang baik pula,” ucapnya. (*)