F01.1 menag RI Lukman Hakim Walikota Baubau Dr AS Tamrin serta jajaran Kanwil Agama Sultra saat berpose di depan kantor Walikota Baubau Copymenag RI Lukman Hakim, Walikota Baubau Dr AS Tamrin serta jajaran Kanwil Agama Sultra saat berpose di depan kantor Walikota Baubau

 

Laporan: Ardi Toris

BAUBAU, BP- Tatap muka dan dialog tokoh agama se Sultra dengan Menteri Agama H Lukman Hakim Saifuddin di Kantor Walikota Baubau di Aula Palagimata, Senin (20/03) berlangsung kondusif. Diawal sambutannya, Lukman Hakim terlebih dahulu menyapa para tokoh agama kemudian baru menyapa para pemimpin dan pejabat yang hadir.

“Ada hadis nabi yang menyebutkan bahwa bila ada dua kelompok di tengah-tengah masyarakat yang bila keduanya baik atau salah satunya saja baik maka baiklah masyarakat. Tapi bila salah satunya buruk maka buriklah masyarakat. Kedua kelomppok itu adalah ulama dan umara. kalau ulama sekarang ini yang dimaksud adalah para tokoh agama dan umara ya seperti kita-kita yang didepan ini, ada Pak walikota, Ibu Ketua DPRD, dan Pak Asisten I,” kata Lukman Hakim mengawali sambutannya, disambut tepuk tangan yang hadir.

Menteri Agama RI itu menyebutkan maksud kedatangannya di Baubau adalah tidak hanya bersilaturahim tapi juga ingin menyampaikan apresiasi kepada seluruh tokoh agama se Sulawesi Tenggara (Sultra). Lukman Hakim mengatakan bahwa sejauh ini tokoh agama di Sultra telah memberikan kontribusi yang sangat bermakna dalam memelihara kerukunan umat beragama dan merawat ke Indonesiaan kita, serta berfungsi sebagai penjalin yang merangkai kemajemukan dan pluralisme.

Dia mengatakan tidak banyak negara-bangsa di dunia ini yang memiliki keberagamana seperti Indonesia dan itulah yang membuat pendahulu bangsa ini sadar dengan semua keberagaman Indonesia mulai dari suku, bahasa, ras, dan agama. Menurut Lukman Hakim, tidak cukup kebangsaan saja yang menyatukan negeri ini dari sabang sampai merauke.

“Baubau saja ini keberagamannya pasti ada. Saya pernah bahkan tinggal di pedalaman Jayawijaya, disana saja keberagamana itu saya rasakan. Karena itu Pendahulu kita sadar tidak cukup kebangsaan saja yang dijadikan pemersatu. Tapi mereka dapat melihat ada nilai yang bisa menyatukan kita yaitu nilai agama. Kita disatukan dengan keyakinan, komitmen, dan prilaku kita untuk menjunjung nilai-nilai agama, itu berlaku untuk semua agama,” tuturnya.

Begitu juga dengan Pancasila. Sebagaimana yang disinggung Walikota Baubau HAS Tamrin tadi bahwa semua auat, semua pasal yang dalam Pancasila pasti ada rujukannya dalam agama.

Meski begitu, Dia tetap mengingatkan walaupun di Sultrea kerukunan umat beragamanya relatif baik, tapi kita tidak boleh lengah. Sebab kondisi itu, lanjutnya, tidak jatuh dari langit. Semua harus merawat keharmonisan itu, karena dewasa ini kehidupan begitu keras, mudah menimbulkan stres hingga memicu perpecahan bangsa.

“Saat ini tempat dimana manusia tinggal itu sebenarnya semakin tidak kondusif. Semakin buruk sebenarnya. karena manusia sebenarnya terus bertambah sementara lahan tidak bertambah. Menyempitnya lahan dan bertambahnya manusia itu saja sudah menimbulkan masalah. Belum lagi biula kita melihat persoalan ekonomi, politik, sosial, dan budaya, masalahnya semakin banyakm” tambahnya.
Lukman Hakim terus mengingatkan bahwa tantangan tokoh agama kedepan itu semakin berat. Agama bisa saja menjadi faktor yang memecah belah kita, bila tidak dirawat dan dijaga keharmonisannya. “Kita ini sekarang hidup di dunia tanpa batas. Batik yang kita pakai saja sekarang ini sudah diproduksi Cina. Problem bangsa ini bukan hanya bagaimana yang berbeda-beda ini bisa saling menghormati dan menghargai, tapi benar-benar harus ada toleransi. Toleransi itu artinya menghormati dan menghargai yang berbeda itu, bukan menghormati dan menghargai lalu meyakini yang berbeda,” jelas Menteri Agama.

Walikota Baubau Dr HAS Tamrin MH dalam sambutannya mengajak semua pihak untuk sama-sama memegang dan melestarikan nilai-nilai agama juga nilai-nilai pancasila serta nilai dasar PO-5 yang merupakan peninggalan leluhur Buton. Dr HAS Tamrin menyambut baik dan bahagia atas kunjungan Menteri Agama di Kota Baubau, pemilik Benteng Terluas di dunia.

Dr HAS Tamrin menggambarkan bahwa sejak dari zaman dulu Kota Baubau ini sudah multi etnis dan ada keberagaman agama. Meskipun ada gesekan-gesekan, lanjutnya, tapi itu mudah sekali dicairkan karena sesungguhnya keharmonisan itu tetap terjaga dengan hadirnya peran tokoh agama.

“Dewasa ini masuknya pengaruh luas menjadi Agama, Pancasila dan PO-5 itu sebagai benteng untuk menangkal pengaruh luar yang bernilai negatif. Karena itu, Dialog ini saya harapkan bisa melahirkan gagasan cerdas dan nilai-nilai yang berguna,” harap Walikota Baubau.

Sementara itu, Asisten I Pemprov Sultra Syarifuddin Syafaat sekaligus Mewakili Gubernur Sultra H Nur Alan SE mengatakan sejauh ini di Sultra hampir tidak pernah ada kasusyang bergesekan dengan persoalan agama, dan umat terbanyak di Sultra adalah umat islam.

Dalam sambutannya, Syarifuddin memohin kepada Menteri Agama RI agar memberikan penyegaran terkait dengan perkawinan antar agama dan pendirian rumah ibadah. “Kenapa ini harus disegarkan karena jumlah penduduk di Sultra ini kian hari kian bertambah sementara lahan semakin sempit.

“Gubernu Sultra juga fokus pada persoalan umat beragama ini karena itu program utamanya berkaitan dengan umat beragama ini, gubernur telah berupaya membentuk forum kerukunan umat beragama di Sultra agar bisa senantiasa menjalin dialoh guna memlihara dan merawat harmonisasi itu,” tutupnya. (***)

Visited 1 times, 1 visit(s) today