www.baubaupost.com

– Terkait Kosongnya Kantor DPRD Busel, Sejumlah Wakil Rakyat Bantah ke Jakarta

 

Peliput: Amirul – Editor: La Ode Adrian

BATAUGA, BP – Sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Busel, bantah isu keberangkatan ke Jakarta dalam kunjungan kerja yang kemudian membiarkan Kantor DPRD Busel dalam keadaan kosong pada Kamis (20/04).

Bahkan berdasarkan pemberitaan sebelumnya, para wakil rakyat Busel yang ke Jakarta untuk kunjungan kerja sudah direncanakan dari jauh hari, yang kemudian dirangkaikan untuk menonton penampilan Fildan yang merupakan peserta Dangdut Academy (DA) 4 di Studio 5 Indosiar Jakarta.

Anggota DPRD Busel Fraksi Hanura La Ode Amal yang namanya disebutkan ke Jakarta mengatakan, ketidakhadirannya di Kantor DPRD Busel selama dua hari belakangan karena tengah melakukan kunker ke Dinas Kehutanan Provinsi Sultra dengan agenda penyampaian aspirasi masyarakat Sampolawa terkait adanya aktifitas perambahan hutan jati.

“Saya baru pulang dari Kendari, saya melakukan konsultasi di Dinas Kehutanan Pemrov Sultra, melaporkan dan mempertanyakan aktifitas perambahan hutan jati yang sampai hari ini masih terjadi di Sampolawa. Kemudian lahan jati yang telah diambil jatinya itu mau diapakan,” ucap La Ode Amal saat dimintai konfirmasi via ponsel pada Jumat (21/04).

Sedangkan untuk diketahui, mengenai hal itu di Kecamatan Sampolawa memang aktifitas perambahan hingga penebangan pohon jati masih terus berlangsung ditengah-tengah masyarakat. Buktinya, mobil truk yang mengangkut puluhan kubik jati masih lalu lalang.

La Ode Amal menduga, dalam hal ini ada oknum masyarakat atau perusahaan yang mencoba ‘bermain-main’.

“Kita dengar perusahan itu masih beroprasi di Sampolawa, namun setelah saya tanyakan di Dinas Kehutanan Pemprov Sultra soal perusahaan itu tidak beroperasi. Tapi nyatanya yang kita lihat ini mobil truk mengangkut jati masih lalu lalang,” katanya.

Dijelaskannya, konsultasi tersebut diterima langsung oleh Kadishut Pemprov Sultra, yang meminta agar bersurat ke Pemerintah Daerah Buton Selatan agar segera melihat kembali fenomena perambahan hutan jati yang telah terjadi beberapa tahun belakang ini di Sampolawa, karena ada indikasi oknum masyaraka atau oknum tertentu masih ‘bermain’.

Dikatakannya, jika itu terus dilakukan pembiaran, maka kemungkinan buruk aktifitas perambahan hutan jati akan menyebar ke Batauga.

“Saya sampaikan agar Pemprov Sultra segera mengambil langkah, kondisi terburuknya jika persoalan ini dibiarkan di Sampolawa maka oknum masyarakat tersebut akan merangsang masyarakat lain untuk merambah dan mengolah kayu jati ke wilayah Batauga,” tuturnya.

La Ode Amal mempertegas ketidakhadirannya di kantor DPRD Busel dua hari belakangan itu, tidak ke Jakarta untuk menonton Fildan diacara DA 4 di studio 5 Indosiar, tetapi ia lagi ke Kendari untuk meneruskan aspirasi masyarakat Busel demi kesejahteraan Buton Selatan.

“Dangdut saya kurang suka, kurang fans. Walaupun ke Jakarta saya tidak pernah ke Indosiar, Saya menjaga posisi saya sebagai wakil rakyat,” tukasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh La Muhadi Gande, ia mengklarifikasi soal namanya disebutkan yang diduga ikut ke Jakarta untuk menonton Fildan tampil di DA4 Studio 5 Indosiar. Kata dia, ketidakhadirannya di kantor DPRD Busel karena ada urusan partai yang harus dikerjakan dalam beberapa hari kedepan. Jika pun kalau ada urusan kunjungan kerja ke Jakarta, ia tidak berkeinginan untuk nonton acara DA4 di studio 5 Indosiar.

“Tidak berangkat keluar, saya di Baubau kemarin itu, kalau pun saya di Jakarta saya tidak pernah nonton-nonton seperti itu. Lagian Saya ada acara partai besok, rakor yang harus diselesaikan, jadi tolong diklarifikasi tidak enak sama masyarakat yang membaca,” pungkasnya.(*)

Visited 2 times, 1 visit(s) today