Editor: Zaman Adha
BAUBAU, BP – Walikota Baubau Dr H AS Tamrin mendapat apresiasi dari Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Muhammad Rohanuddin. Apresiasi diberikan karena perhatian serius AS Tamrin dalam mengangkat nilai-nilai budaya lokal sebagai pedoman pemerintahan.
Pemerintah Kota Baubau juga memberikan instruksi kepada aparatur sipilnya untuk mengunakan atribut sentuhan Buton dalam kesehariannya bekerja.
Hal tersebut terungkap dalam Dialog Budaya bertajuk “Kearifan Budaya Lokal Menjalin Keberagaman” yang di relay langsung RRI ke seluruh nusantara, Rabu (18/10) di Bantea Umuri Bolu Rujab Walikota Baubau. Dihadirkan sejumlah panelis, diantaranya Dirut LPP-RRI M Rohanuddin, Walikota AS Tamrin, dan Ketua DPRD Sultra H Abdurrahaman Saleh SH MSi.
Dalam diskusi tersebut mengemuka serapan Po-5 sebagai nilai-nilai yang diserap dari “Sarapataanguna” yang merupakan local genius masyarakat Buton. Po-5 selanjutnya diimplementasikan Pemkot Baubabu dalam menjalankan pemerintahan.
AS Tamrin dalam paparannya menjelaskan, kepentingan budaya lokal sebagai instrumen budaya dapat memperkaya khasanah ke-Indonesiaan. Hal ini dinilai mampu merekat keragaman.
“Tidak ada nilai-nilai budaya kami, yang kami sebut sebagai Po-5 ini bertabrakan dengan akar dan ideologi bangsa Indonesia, karenanya Kota Baubau bisa dianggap sebagai kota perajut kebhinnekaan,” tandasnya.
Hal senada diungkapkan Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh. Dijelaskan, suatu daerah harus memiliki akar budaya yang kuat, sehingga identitas kedaerahan dapat menjadi filter budaya asing yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat.
“Sebagai wakil rakyat, kami memberikan dukungan dan apresiasi besar atas pemerintahan AS Tamrin, yang memiliki konsentrasi dan kefokusan pada persoalan budaya. Sebab negara maju sekalipun tidak pernah melupakan akar budayanya,” papar Rahman.
Ketiga panelis ini bersepakat, bahwa persoalan kearifan budaya dan lokal genius harus didorong kepermukaan. Diharapkan generasi muda dapat memahami dan mencintai kebudayaannya, dari identitas apapun yang melatar belakanginya.
Acara dialog yang berlangsung kurang lebih dua jam ini, banyak mendapat respon dari pendengar yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Beberapa penelepon yang masuk diantaranya berasal dari Makassar, Kendari, Muna hingga Jakarta. Secara keseluruhan penelepon mengapresiasi langkah-langkah RRI yang turun ke lapangan, menyerap kearifan-kearifan lokal sebagai wacana praktis yang mengemuka dan seiring dengan kebijakan Presiden Joko Widodo yang memperjhatikaan entitas dan identitas budaya ke Indonesiaan.
Sebelum dialog ditutup, Dirut RRI menyampaikan pesan-pesannya melalui siaran RRI agar kepala daerah di Indonesia untuk dapat mengunjungi Kota Baubau serta menjadikannya contoh penggunaan dan pendayaagunaan budaya lokal sebagai salah satu instrumen penting menjalankan roda pemerintahan. Disampaikan pula ucapan terima kasih jajaran RRI atas dukungan Pemprov Sultra dan Pemkot Baubau dalam kepeduliannya membesarkan RRI di daerah, sebagai saluran perekat bangsa. (**)

