F9.3 Arhawi saat menyerahkan copyan Perda Baca Tulis Quran kepada Kepala Kemenag Wakatobi dan Kadis pendidikan dan Kebudayaan Wakatobi. FOTO Duriani Baubau Post Arhawi saat menyerahkan copyan Perda Baca Tulis Qur'an kepada Kepala Kemenag Wakatobi dan Kadis pendidikan dan Kebudayaan Wakatobi. FOTO Duriani Baubau Post

Peliput: Duriani

WAKATOBI, BP – Malam pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) – IX tingkat Kabupaten Wakatobi Tahun 2018 dijadikan moment untuk launching Peraturan Daerah (Perda) tentang Baca Tulis Qur’an.

Bupati Wakatobi, H Arhawi mengatakan, Kabupaten Wakatobi telah memiliki perda Baca Tulis Qur’an. Sehingga moment pembukaan MTQ sangat tepat dilakukan launching agar masyarakat bisa mengetahui dan memahami betapa pentingnya perda dimaksud.
“Kita telah memiliki Perda Nomor 2 dan Nomor 14 Tahun 2012 tentang Baca Tulis Qur’an. Harusnya telah diterapkan ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Wakatobi. Dan malam ini kita akan lounching untuk dijalankan di daerah sehingga dapat mengayomi dan dijalankan seluruh masyarakat Wakatobi,” terang Arhawi, dalam sambutannya Selasa (20/2/2018).

Menurut Arhawi, Perda Baca Tulis Qur’an itu memiliki makna dalam meningkatkan nilai-nilai islam. Sehingga harus diperkenalkan ke masyarakat khususnya anak-anak usia SD hingga SMA agar memahami baca tulis Al Qur’an,” ucapnya.
Dalam pelaksanaan Perda dimaksud, Arhawi, pihaknya berencana untuk menggandeng Kementerian Agama Kabupaten Wakatobi. “Kita harus dikoordinasikan dengan Kementerian Agama Kabupaten Wakatobi agar kita jalan berbarengan,” ujarnya.
Arhawi, berharap Perda dimaksud sudah bisa diterapkan di lingkungan sekolah pada tahun ajaran baru 2018 ini. Calon siswa saat memasuki sekolah sudah harus mengantongi sertifikat lulus Baca Tulis Qur’an. Jika tidak tentu ada konsekuensi lain. Termasuk masyarakat yang akan menikah harus bisa membaca Qur’an.

“Kita berhap tahun ajaran 2018 ini semua anak-anak sudah harus memiliki sertifikat tau baca Al Qur’an. Ketika tidak tau baca Al Qur’an maka akan ada pengecualian masuk sekolah. Begitu pula masyarakat yang akan menikah, minimal bisa membaca Surat Al Fateha dan surat-surat pendek lainnya,” harap Bupati Wakatobi.
Arhawi, meyakini meskipun pelaksanaan Perda itu sangat berat untuk masyarakat. Namun masyarakat Wakatobi mayoritas islam diperkirakan mampu menjalankannya. “Memang tugas ini sangat berat, namun saya meyakini bahwa masyarakat Wakatobi yang mayoritas islam akan mampu menjalankannya,” pungkas Arhawi. (*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today