Peliput: Zaman Adha
BAUBAU, BP – Fenomena gelandangan maupun pengemis di Kota Baubau mulai marak. Dinas Sosial (Dinsos) Kota Baubau meminta peran lurah untuk mencegah peningkatannya.

“Hal ini sudah kita sampaikan kepada lurah, jika melihat warganya yang seperti itu tolong diamankan,” kata Kadis Sosial, Abdul Rajab.
Pasalnya saat ini Kota Baubau belum memiliki rumah tampung untuk membina para pengemis maupun gelandangan. Sehingga sejauh ini pihaknya hanya sebatas memulangkan pengemis maupun gepeng kepada keluarganya.
“Untuk itu hanya kita melakukan deteksi dini, misalnya kita kembalikan ke rumah keluarganya, karena kita belum punya rumah tampung,” ungkapnya.
Maraknya pengemis maupun gelandangan ini kata dia cukup menganggu. Saat dirazia, banyak di antara mereka bukanlah warga Kota Baubau.
“Banyak ketika kita razia kemarin bukan warga Baubau, saat lakukan penangkapan mereka lari,” tandasnya.
Sementara untuk pengemis anak-anak menurutnya, ada beberapa yang orang tuanya mampu. Jika ditangkap, akan langsung dikembalikan kepada orang tuanya.
“Anak-anak juga itu sengaja, padahal orang tuanya mampu,” terangnya.
Fenomena ini diakui Abdul Rajab kembali berkembang. Terlebih adanya kasus penjambretan terhadap gelandangan di depan Bank Sultra Cabang Baubau beberapa waktu lalu. (**)
NONTON JUGA VIDEO BERIKUT:
TARI DAUN NIPAH DARI BAUBAU AKAN MASUK DAFTAR TARI NASIONAL
Sanggar Seni Lakologou yang bertempat di Kelurahan Lakologou membuat sebuah tarian khas Baubau yang nantinya akan dimasukkan menjadi salah satu tarian nasional oleh Balai Pelestarian Nilai dan Budaya Provinsi Sulawesi Selatan. Tarian itu bernama Tari Daun Nipah.
Pemilik Sanggar Seni Lakologou Erna SKM saat dikonfirmasi Baubau Post, Kamis (25/06), mengatakan Balai Pelestarian Nilai dan Budaya (BPNB) Provinsi Sulawesi Selatan memfasilitasi untuk membuat sebuah tarian khas Buton. Dengan demikian Erna memutuskan untuk membuat tarian di wilayahnya tepatnya di Lakologou. Tari Daun Nipah dari Baubau akan masuk daftar tari nasional. @BAUBAUPOST TV CHANNEL
