Suasana Kota Baubau siang itu sangat berbeda dari biasanya, Sabtu (06/05). Tua muda turun ke jalan, hendak menyambut kedatangan Fildan Rahayu, putra terbaik Kota Baubau di panggung Dangdut Academy (DA) 4 Indosiar.
Penulis: Zaman Adha
Sejak berjam-jam, masyarakat terlihat sumringah memadati Bandara Betoambari, menunggu pesawat mendarat di landasan pacu yang membawa Fildan Rahayu serta beberapa crew Indosiar. Tidak tanggung-tanggung, ada sekitar ratusan bahkan ribuan orang yang menunggu dengan harapan yang sama, bertemu langsung Fildan.
Langit siang itu murung tertutup awan kelabu. Tidak selang berapa lama hujan turun dengan derasnya, menyirami jalanan aspal yang berdebu.
Akhirnya penantian itu terbayar, setelah sang idola muncul di pintu terminal bandara. Rona wajah kerinduan dan kegembiraan berkumpul menjadi satu di tempat itu. Mereka ingin merengkuh dan menjamah kedatangan bintang yang baru saja lahir dan menjadi kekayaan baru di genre musik dangdut Indonesia.
Fildan tampak terharu meneteskan air mata, melihat betapa sambutan yang luar biasa dari masyarakat. “Tadi dia sempat menangis, karena melihat ramai yang sambut kedatangannya,” ungkap Taty, seorang petugas kesehatan.
Sontak penggemar fanatik Fildan menghambur ke arahnya. Dengan sigap, petugas keamanan berjibaku menahan desakan masyarakat yang menyemut di halaman parkir bandara. Sang idola kemudian digiring ke ruangan VIP bandara.
Selang beberapa menit, Fildan keluar untuk menerima sambutan resmi dari Pemerintah Kota Baubau. Tabuhan alat musik dengan tarian tradisional, menyambut Fildan yang sedang menggandeng seorang bocah perempuan yang menggunakan pakaian adat Buton lengkap.
Peluh bercampur basah hujan tak mengapa, yang penting bisa menyapa atau mungkin hanya melihat sekilas perawakan Fildan. Teriakan masyarakat, bersama mengeluk-elukan sang putra dangdut Kota Baubau, “Fildan, Fildan, Fildan,” mereka berseru-seru.
Dengan kawalan ketat aparat TNI, Polisi, hingga Satpol PP, Fildan dihantar masuk ke dalam mobil sedan berwarna hitam. Mobil berplat Sulawesi Selatan itu, memilki atap terbuka. Sehingga Fildan dengan leluasa dapat menyapa masyarakat dengan senyum khasnya, senyum yang selalu nampak dalam setiap penampilannya di panggung megah Indosiar.
Baju kemeja kotak-kotak berwarna abu-abu dilapisi jaket, menjadi pakaian kebesarannya saat itu. Fildan benar-benar seperti raja pada hari itu. Bagaimana tidak, boleh dibilang penyambutannya dapat mengalahkan penyambutan seorang pejabat negara.
Dia melambai-lambaikan tangannya dengan perlahan, disambut dengan teriakan histeris, terutama dari para ibu-ibu. “Fildan wajib juara 1, harus itu,” sepatah kalimat dari seseorang pendukung fanatik.
Kekaguman meresap hingga kerelung hati setiap orang yang menyambut kedatangan fildan. Antusias yang hampir tidak terbendung itu menyebabkan macet total di jalan poros Baubau-Batauga. Asap kendaraan mengepul dan menimbulkan bau yang sangat tidak sedap.
Lebih dari sejam, kendaraan mengular hampir disepanjang jalan itu. Mungkin ada ribuan motor dan mobil dengan geberan gas, maupun alunan klakson yang bersahut-sahutan.
“Mecetnya mi Jakarta ini mungkin,” kata seorang ibu berambut pendek.
Kemeriahan lainnya tampak di pinggir-pinggir jalan jalur perlintasan arak-arakan Fildan. Masyarakat dan siswa berseragam Pramuka bercampur baur menunggu Fildan melintas. Bendera merah putih mini dilambai-lambaikan, seolah penyambutan Presiden. Spanduk-spanduk bertuliskan Fildan, juga menjadi pelengkap penyambutan.
Kemeriahan warga lainnya terlihat di jalan Betoambari. Layaknya Car Free Day di Jakarta, masyarakat dengan bebas bercengkrama sembari menunggu Fildan melintas. Ada yang ketawa-ketiwi, ada yang berselfie ria dan beberapa siswa SMAN 2 Baubau sedang latihan memainkan alat musik Marching Band.
Alunan lagu yang pernah dinyanyikan fildan saat manggung di panggung megah DA 4 diputar kembali menggunakan sound sistem komplit yang berjalan keliling menggunakan mobil open cup. Suara-suara musik membumbung hingga ke angkasa. Semakin semarak, seakan kita terbawa dalam suasana kemeriahan studio 5 Indosiar.
Sementara itu, Fildan dan rombongan crew Indosiar yang tiba di Rujab pukul 02.30 wita, langsung disambut oleh segenap masyarakat yang menunggu sejak pagi. Walikota Baubau, beserta jajaran SKPD dan Forkopimda Kota Bauabau langsung menerima kedatangan idola dangdut ini.
Suasana di Rujab tidak kalah padatnya dengan di bandara. Bahkan, jalan raya di depan Rujab Walikota tertutup oleh lautan manusia yang bersorak sorai sambil mengangkat spanduk.
Usai menyantap hidangan, Fildan keluar dan berdiri di halaman Rujab. Didampingi AS Tamrin, Fildan menyapa masyarakat dengan membawakan lagu India “Gerua”. Para pecinta Fildan kembali bersorak sorai, terhipnotis oleh penampilan Fildan.
“Fildan ganteng siapa yang punya,” yel-yel andalan yang kembali digemakan saat itu.
Sambutan luar biasa ini, sangat berbanding terbalik dengan kepergian Fildan saat lolos ke 35 besar DA 4 beberapa waktu lalu. Di bandara yang sama, Fildan berangkat tanpa ada pengantar, namun kembali dengan sejuta senyuman dari penggemar tercinta.
Dukungan akan terus mengalir hingga menjadi raja di panggung DA 4. Tompalaijo, Kabharaktina Tana Wolio. (**)

