F01.2 Walikota Baubau DR H AS Tamrin MHWalikota Baubau, DR H AS Tamrin MH

Pancasila Harus Kita Peringati untuk Merefleksikan Kembali Cara Berpikir Kita

Laporan: Ardi Toris

BAUBAU, BP– Pemerintah Jokowi telah menetapkan tanggal 1 Juni adalah hari lahirnya Pancasila dan untuk memperingatinya mulai tahun 2017, tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional. Pancasila sebagai dasar negara, menurut Walikota Baubau Dr HAS Tamrin MH memiliki kesesuaian dengan nilai PO5 (Polima-red) yang kini digemakan di Kota Baubau.
Pertama-tama Dr HAS Tamrin mengulas sejarah singkat tentang lahirnya Pancasila. Pada tanggal 1 Juni, dalam sidang Docuritsu Junbi Cosakai atau dikenal dengan Badan Penyelidik Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Soekarno berpidato menyebut dasar negara yang kini dikenal dengan nama Pancasila. Meski begitu, dasar negara yang disampaikan Soekarno saat itu sedikit berbeda dengan yang ada saat ini. Soekarno mengusulkan Pancasila terdiri atas Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme, Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Tapi cikal bakal nilai-nila Pancasila itu sudah ada jauh sebelumnya yang digali dari bumi nusantara. Kira-kira jalan pikirannya begitu. BPUPKI bersidang selama tiga hari dengan tema “Dasar Negara”. Pada hari ketiga, Bung Karno menyebut istila Pancasila sebagai dasar negara dan disetujui dalam sidang BPUPKI hingga kemudian juga disepakati ada dalam prembule (pembukaan) UUD 1945,” katanya, menejelaskan secara singkat, Minggu (28/05).

Nilai-nilai PO5 yang terdiri dari Pomaamasiaka, Poangkaangtaka, Popiapiara, Pomaemaeaka, dan Pobincibincikikuli, kata Dr HAS Tamrin, bersesuaian dengan Pancasila yang dikenal hari ini. PO5 sendiri, lanjutnya, merupakan cikal bakal dari sara patanguna. Sementara nilai-nilai dalam sara patungana juga sudah lama ada di dalam bumi Kesultanan Buton saat itu. Tapi landasan filososofi sarapatanguna adalah bincibincikikuli.

“Nilai bincibincikikuli mengandung makna persamaan, kesataraan, dan keadilan. Kalau dalam bahasa jawa bincibinkikuli itu sama dengan tiposiloro yang bermakna tenggang rasa. Dalam tataran filosofis sarapatunguna memang ada empat nilai. Akan tetapi dalam implementasi, bincibincikukuli itu masuk dalam deretan nilai sehingga menjadi lima. Jadi ini bukan untuk ditambah-tambah karena nilai bincibincikikuli ini menjadi sumber nilai atau causa prima dari pada nilai yang empat. Jadi secara filosfi nilai itu ada empat, lalu dalam tataran impelementasi menjadi lima,” jelasnya.

Nilai instrumental PO5, ungkapnya, sebenarnya sama dengan Pancasila yaitu Ketuhanan yang maha esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan Perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, merupakan nilai instrumentalnya. Sila-sila dalam pancasila ini, menurutnya, merupakan alat permersatu dan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia.

Dr HAS Tamrin mengatakan Pancasila ini menjadi dasar negara Indonesia, merupakan landasan filososofis negara, merupakan sumber dari segala sumber hukum. Kaitannya masing-masing ada penjelasannya. PO5 ini sesungguhnya materi intisarinya sudah ada dalam bumi Kesultanan Buton, sebelum ada murtabat tujuh. Dimana nilai-nilai itu dalam murtabat tujuh masuk sebagai pandangan hidup masyarakat.

“Setelah kita kemas, kita elaborasi, kita urai, kita bahas, rupanya ada nilai poboincibincikuli sehingga kita rumuskan ini dalam sebuah nilai instrumental PO5. Kelima nilai ini sudah ada jauh sebelum adanya sarapatunguna. Tetapi kenamaan PO5, ketika saya pertahankan dalam disertasi saya dalam mengambil program doktor di IPDN baru dinyatakan secara resmi temuan PO5. Namun sebelum itu juga saya sudah gemakan PO5 sebagai bentuk penyadaran kepada kita semua, Jadi saya pertahankan secara resmi dalam desertasiku sehingga istila PO5 itu muncul,” tuturnya.

Manfaat dan peran PO5 dalam pemerintahan di Kota Baubau, katanya, menjadi perekat di masyarakat dan ini bisa menjadi pandangan hidup dan dijadikan pegangan didalam berinteraksi dan bermasyarakat. Secara filosofis, PO5 juga sebagai pedoman hidup dalam bermasyarakat di Kota Baubau. Sedangkan secara defakto bisa dilihat dengan semangat PO5 bisa ditunjukan dengan adanya keberhasilan pembangunan.

Dia mencotohkan, di Baubau tetap tercipta kedamaian. Dalam suasana damai pembangunan itu akan berjalan tanpa kendala dan itu dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang kita dapat. Misalnya ada penghargaan Inagara award, penghargaan WTP, penghargaan adipura dua kali berturut-turut, penghargaan Kota Sehat, Penghargaan Peduli Kota HAM dll. Inilah energik yang dipancarkan oleh PO5 yang muncul dalam bentuk kebersamaan,” ucapnya.

Demikian pula dengan Indonesia, lanjutnya, ketika Pancasila ini dipegang teguh, negara aman dan nyaman dengan segala variasinya. Meski ada riak-riak dalam kita bernegara tetapi riak yang ada tidak sampai menimbulkan disintegrasi bangsa. Meski ada kekerasan tetapi juga tidak sampai merusak tatanan dalam kehidupan kita berbangsa. Tapi ketika pancasila terkesan teralienasi (terasingkan-red)dan Pancasila seolah olah diabaikan maka mulailah muncul anarkisme, intoleransi, terorisme, dan radikalisme .

Walikota Baubau itu mengatakan itulah mengapa pemerintah sekarang memunculkan kembali revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara karena adanya sikap-sikap yang membuat negara ini terancam bubar. Maka dengan hari lahirnya Pancasila 1 Juni nanti, pihaknya ingin kembali membuka kesadaran masyarakat bagaimana Pancasila ini benar-benar bisa mempersatukan masyarakat Indonesia termasuk di Kota Baubau.

“Kita akan mereplay kembali bahwa pentingnya Pancasila kita gunakan, kita peta-petakan dalam prilaku kehidupan kita. Sehingga persatuan dan kesatuan dipastikan tidak terpecah belah. Ancaman disintegrasi bangsa itu tidak boleh. Harga mati NKRI karena dasarnya Pancasila. Tidak boleh ditawar-tawar Pancasila. Tidak boleh ada azas lain. Jika ada azas lain, bahwa ada keyakinan keyakinan lain, Pancasila tetap terbuka. Bila ada keyakinan lain maka harus dipayungi, dinaungi, dan dalam koridor Pancasila. Karena itu, hari lahirnya Pancasila itu memang harus kita peringati untuk merefleksikan kembali cara berpikir kita,” terangnya. (***)

Visited 1 times, 1 visit(s) today