F09.1 Pengrus bersama anggota IGTK PGRI Kabupten ButonPengrus bersama anggota IGTK-PGRI Kabupten Buton

– Wujudkan Pendidikan Berkualitas Sejak Dini

Peliput: Alyakin

PASARWAJO, BP – Ikatan Guru TK Indonesia dan Persatuan Guru Republik Indonesia (IGTKI/PGRI) Kabupaten Buton telah merayakan HUT IGTKI/PGRI ke-67 dengan mengangkat tema Membangkitkan Etos Kerja Guru dan Kesadaran Kolektif IGTKI dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Gedung Wakaka belum lama ini.

Dalam kegiatan tersebut turut hadir istri Plt Bupati Buton Delya Montolalu La Bakry, Perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Buton, istri Kapolres Buton Ny Donna Agustina W, istri Kapolsek Pasarwajo, istri Danramil Pasarwajo, serta seluruh guru TK se Kabupaten Buton.

Pada kesempatan itu, mewakili Ketua Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Buton, Delya Montolalu La Bakry menyampaikan sesama pengurus dan anggota IGTKI/PGRI, untuk terus menjalin silatuhrahmi dan berkewajiban menjaga persatuan dan kesatuan.

“Dengan tema yang diangkat kiranya seluruh guru khususnya guru TK siap untuk terus meningkatkan diri, belajar memperbaiki cara mengajar dan memperdalam ilmu pengetahuan dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas,” katanya.

Selain itu, istri orang nomor satu di Kabupaten Buton ini menambahkan, untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Buton, ditegaskan untuk kembali mengingat sejarah IGTKI.

Dikisahkannya, sebelum kongres IV IGTKI pada tahun 1985 di Jakarta, dimana Pengurus Besar IGTKI dipimpin oleh ibu BEF montolalu beraudiensi dengan pelingdung IGTKI Tien Suharto dalam Rakerdik III kompenen Pendidikan TK, bersama Pemerintah Direktorat pembinaan TK/SD, DPP GOPTKI dan PB GTKI.

Lanjutnya, Drs Ahcmad Ds (Direktur Pembina TK/SD), menyarankan agar IGTKI melebur ke dalam PGRI mengingat penyampaian Presiden Suharto pada masanya saat hari guru mengatakan, wadah guru satu-satunya di Indonesia adalah PGRI, namun Montalalu menolak dengan berbagai argumentasi dan akhirya mendapat kesimpulan.

“Ibu Tien Suhorto dengan bijaksana menyampaikan, pendidikan taman kanak-kanak mempunyai keunikan sendiri, berbeda dengan jenjang pendidikan yang lain sehingga IGTKI harus tetap ada karena telah mapan dan matang,” ucapnya.

Oleh karena itu, IGTKI boleh menunggal ke dalam PGRI tetapi harus tetap mandiri sebagai guru Taman Kanak-kanak dan pesan ini dicatat oleh pengurus sebagai agenda utama dalam kongres IV IGTKI.

Menurutnya, dunia saat ini sangat berbeda dengan dunia dekade yang lalu, karena perubuhan ini sangat begitu cepat, revolusi teknologi akan mempengaruhi hidup dalam bekerja dan belajar. Untuk itu, salah satu dukungan yang perlu diberikan pada anak-anak yaitu cara belajar, karena sangat mempengaruhi kehidupan kedepan.

“Kita ingin anak-anak dalam proses belajar bisa menumbuhkan karekter, moral secara seimbang yang akan jadi pemandunya dalam mengahadapi lingkungan, dan pengurus IGTKI di Kabupaten Buton lebih giat lagi meningkatkan potensi diri untuk menghadapai tantangan-tantangan dimasa yang akan datang,” tuturnya.

Dikonfirmasi media ini usai kegiatan, Delya Montolalu La Bakry mengatakan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya PAUD di Kabupaten Buton, perlu adanya potensi pengembangan guru karena guru TK di tuntut dalam melakukan proses belajar mengajar kepada anak maksimal harus menyandang status S1 dan S2.

“Sekarang guru TK dituntut S1 dan S2 untuk melakukan proses belajar mengajar di sekolah, khususnya di Guru TK sehingga anak-anak bisa pintar dan cerdas sebagai penerus bangasa di negeri ini,” tutupnya.(*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today