Peliput : Amirul Editor : Hasrin Ilmi
BATAUGA,BP-Paska banjir bandang akibat jebolnya tanggul jalan yang dibuat di atas jalur kali mati di desa Mambulu Kelurahan Jayabakti Kecamatan Sampolawa, saat ini warga masih waspadai datangnya banjir bandang susulan. Selain itu, banjir bandang yang terjadi minggu (11/06) mengakibatkan terputusnya jalan poros Batauga-Sampolawa.
Salah satu warga Mambulu, La Ode Ismail yang kiosnya rusak parah akibat diterjang banjir bandang mengatakan, ia dan keluarganya masih cemas akan banjir bandang susulan, pasalnya hujan lebat yang terjadi sejak Senin pagi (12/6) pukul 01.00 wita menyebabkan volume air yang mengalir dari kali itu meningkat dan menyebabkan material batuan bercampur lumpur dan sisa-sisa kayu itu masih mengenai rumahnya.
“Tadi subuh akibat hujan semalam, volume air dari kali mati itu meningkat. Material batuan bercampur lumpur itu mengenai rumah panggung kami, takutnya itu rumah bisa terseret arus air jika banjir bandang susulan,” ucap La Ode Ismail saat ditemui disela-sela sedang memindahkan material lumpur didepan rumahnya. Senin (12/6)
Dikatakan, banjir yang terjadi minggu siang itu datang secara tiba-tiba, hanya hitungan detik dan ia tidak bisa berbuat banyak menyelamatkan isi kiosnya yang hancur terkena banjir bandang yang membawa material batuan dan lumpur itu.
“Televesi, beberapa karung beras, gula dan beberapa bahan pokok lainnya yang ada didalam kios tidak bisa saya diselamatkan. Hitungan detik datangnya banjir itu. Kalau saya taksir mungkin kerugian saya diatas Rp 30 juta ” katanya.
Menurutnya, banjir bandang itu akibat tanggul jalan yang dibuat diatas jalur kali mati itu tidak mampu menahan luapan air yang begitu banyak. Apalagi ditanggul jalan itu, tidak memiliki gorong-gorong untuk menyalurkan air.
“Jadi air itu tertahan ditanggul jalan itu. Karena tidak bisa menampung banyaknya air akibat hujan yang sepekan tidak berhenti. Tanggung jalan yang dibuat diatas jalur kali mati itu jebol. Itu yang terjadi. Kalau air sedikit mungkin tidak seperti ini jadinya,” tuturnya.
Ia menilai, pembuatan jalan dijalur kali mati itu hingga menutup aliran air itu, salah. Pasalnya pihak kontraktor tidak membuat gorong-gorong. Ditambahkannya, ia meminta pihak pemerintah Kabupaten Buton Selatan agar memikirkan solusi sehingga ketika hujan lebat dan volume air meningkat, air itu dapat mengalir dengan baik dan bukan menjadi masalah.
Pantauan koran ini, pemerintah Kabupaten Buton Selatan telah mengerahkan alat berat untuk memindahkan material batuan yang terhampar dijalan poros Batauaga-Samplawa itu, bahkan material batuan bercampur lumpur yang berada didepan rumah warga sudah dipindahkan. Hanya saja air yang mengalir dikali mati itu masih mengalir hingga menggenangi jalan dan mengancam lima rumah warga yang berada tepat didepan jalur kali itu.(*)