BAUBAU, BP- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Baubau menggelar kegiatan Bincang Santai bersama Stakeholder dan lembaga Pemerhati Kesehatan, dengan mengusung tema “Wajah Layanan Kesehatan Daerah” di Ego Coffe Lippo Plaza Buton, Selasa malam (17/12).
Ketua IDI Baubau selaku Moderator Bincang Santai dr Lukman Sp PD mengungkapkan, konsep acara ini sengaja dibuat dengan nuansa santai sebagai wujud keterbukaan. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga merupakan amanat dari hasil Rapat kerja (Raker), dimana IDI berantusias akan menjaring aspirasi serta dapat berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau.
Ditempat yang sama, dr Sudjiton mengungkapkan, maksud dan tujuan penyelenggaraan Bincang Santai yakni membahas terkait masalah kesehatan masyarakat dan bagaimana metode penyembuhannya?. Kemudian, bagaimana memahami konsepsi mengenai paradigma sehat diera revoluasi industri 4.0?, mengingat kemajuan teknologi saat ini dinilai banyak mengganti SDM manusia, baik dibidang fasilitas/sarana prasarana maupun bidang lainnya.
Olehnya itu, Sudjiton menegaskan bahwa kunci dari persoalan yang dimaksud adalah pembangunan pelayanan kesehatan secara optimal. Artinya, terang Sudjiton, ketersediaan SDM tenaga dokter jangan hanya dimulai dari hulu, melainkan juga harus dimulai dari hilir.
” Jadi kata kuncinya adalah pelayanan, konsep pembangunan kesehatan yang dimana disitu ada sumber daya manusia yakni dokter, jangan hanya dimulai dari hulu tapi di mulai dari hilir, hulu itu apa? UKWnya upaya penanganan wilayah dan masyarakat,” jelasnya.
Tidak berhenti sampai disitu, dr Muhammad Iradat STMT menjelaskan, menurut pendangannya bahwa pelayanan merupakan sistem dan teknologi sebagai media pengoptimalisasian sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
” Saya akan bicara pelayanan sebagai sistem dan teknologi yang dipakai untuk mengoptimalkan sistem pelayanan tersebut. Tujuan dari pelayanan itu kepuasan masyarakat, kemudian dia loyal, big healt data, pengembangan development healt, pelayanan virtual,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, dr Rahayu SPM ScM Env SC menyinggung soal Stunting. Menurutnya, hingga saat ini mayoritas masyarakat khususnya orang tua belum menyadari bahaya Stunting. Olehnya itu, ia mengimbau agar kegiatan promosi dan preventif kesehatan lebih di gerakan lagi.
” Oke bukan hanya pelayanan yang terhambat tetapi orang tua pun akan terhambat, dan itu dapat dilihat dalam kelahiran pertama,” tuturnya.
Ditambahkan, dr Aminuddin Aumane SpA berharap kedepannya organisasi IDI memiliki mimpi yang lebih besar lagi, mengingat ketersediaan dokter tenaga ahli di Kota Baubau sudah cukup banyak.
” Harapan saya untuk IDI yang sekarang harus mempunyai mimpi yang lebih besar lagi karena tenaga kita sudah banyak dan semua ahli sudah ada, tinggal 2 atau 3 langkah lagi untuk masuk ke tipe B,” ujarnya.
Lanjut pemateri terakhir, La Ode Muh Anzal SKM MKes saat membacakan catatannya, wajah layanan kesehatan terdiri dari dua unsur yakni user dan pengelolah. Teruntuk wajah pelayanan kesehatan meliputi fasilitas/sarana pra-sarana kesehatan sudah terbilang baik. Namun, yang menjadi persoalan saat ini ialah keluhan petugas kesehatan.
” Dari sisi layanan kesehatan, itu masyarakat sudah tidak ada keluhan mengenai akses, namun kita mendapat keluhan dari Petugas Kesehatannya. Untuk itu, pihak IDI dapat memberikan masukan kepada Pemerintah seperti apa standar kinerja pelayanan kesehatan,” pungkas Anzal.
Menutup kegiatan Bincang Santai, Lukman menarik kesimpulan bahwa kualitas pelayanan kesehatan di Kota Baubau harus diperbaiki kembali. Dengan berkembangnya era revoluasi saat ini, ia berharap IDI dapat meningkatkan derajat pelayanan kesehatan di masyarakat.
” Saya menarik kesimpulan dari semua pemateri bahwa untuk memperbaiki kualitas layanan di daerah kita serta tidak dapat menghindari masuknya kemajuan teknologi, dan semoga IDI dapat meningkatkan derajat pelayanan Kesehatan,” pungkasnya. (#)
Peliput: Nelvida A