- Muhadjir Effendi Apresiasi Anugerah Kebudayaan Oleh PWI Pusat
BANJARMASIN, BP- Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Atal S Depari dalam acara dialog Anugerah Kebudayaan PWI Pusat, Jumat (7/2/), di Hotel Mercure, Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengungkapkan bahwa Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi adalah mantan wartawan.
“Ini dulu pak menteri (Muhadjir Effendi) adalah seorang wartawan loh. Sekarang hebat sudah jadi menteri,” ujarnya. Atal Depari juga mengungkapkan hal menarik dan cukup menggelitik pada kesempatan tersebut. Ia mengatakan bahwa Muhadjir Effendi pernah mendaftar jadi anggota PWI. Sayangnya hingga tidak menjadi wartawan lagi, statusnya masih sebagai calon anggota (CA) PWI.
“Ini ada cerita jika pak Muhadjir ini pernah mendaftar masuk jadi anggota PWI, tapi tidak pernah lulus, hanya sampai CA,” kata Atal yang disambut tawa para peserta dialog termasuk Menteri PMK sendiri. Karena merasa momen yang tepat, Atal Depari akhirnya memberikan penghargaan kepada Mehadjir Effendi sebagai Anggota Kehormaran PWI.
Menteri PMK RI, Muhadjir Effendi sangat mengapresiasi anugerah kebudayaan yang diselenggarakan PWI Pusat ini. Kata dia, pembangunan kebudayaan mencerminkan kepribadian bangsa.
Muhadjir Effendi menjelaskan, manusia adalah satu-satunya mahluk di muka bumi yang bisa berbudaya. Sebab manusia memiliki akal budi.
Menurutnya, letak budaya berada dalam alam pikiran setiap orang. Budaya lahir dari individu dan terbangun secara kolektif.
“Jangan diartikan bahwa budaya itu hanya seni. Seni itu adalah sebagian kecil dari budaya, lebih besar dari itu adalah nilai-nilai budaya,” katanya.
Setiap daerah di Indonesia, kata dia, memiliki budaya masing-masing. Namun budaya bisa mempersatukan bangsa dengan berlandaskan nilai Pancasila.
“Kunci nilai budaya itu apa?, kuncinya adalah toleransi. Dengan toleransi maka akan melahirkan rasa saling menghargai dan menghormati. Nilai ini dapat diekspresikan dengan cara berbeda dimasing-masing daerah,” katanya.
Ketua Dewan Pers, Moh. Noeh menyambut baik pendekatan budaya yang dicanangkan PWI Pusat. Menurutnya, budaya mencari titik persamaan bukan perbedaan.
“Kalau ruang kesamaan telah terbentuk maka apapun bisa diselesaikan dengan baik. Mencari persoalan menjadi jawaban bukan mencari jawaban untuk dijadikan persoalan,” katanya.
Dalam kesempatan ini pula, Moh. Noeh memberikan ucapan selamat kepada 10 bupati wali kota penerima penghargaan Anugerah Kebudayaan PWI Pusat.
Ketua Umum PWI Pusat, Atal S Depari mengatakan, anugerah kebudayaan ini akan diselenggarakan setiap tahun. Ia menilai bila bangsa ini dibangun dengan budaya maka bangsa akan berbudaya.
“PWI mencintai budaya. Kami ingin menciptakan kebudayaan yang berkepribadian seperti yang diutarakan Soekarno. Kita harus bangun bangsa dengan pendekatan budaya,” katanya.
Acara Dialog Anugerah Kebudayaan PWI Pusat ini diadakan dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2020 yang mana ada 10 Bupati/Walikota yang diberi penghargaan yaitu:
AS Tamrin (Walikota Baubau, Sulawesi Tenggara)
Airin Rachmi Diany (Walikota Tangerang Selatan, Banten)
Richard Louhenapessy (Walikota Ambon, Maluku)
Umar Ahmad (Bupati Tubaba, Lampung)
Danny Missy (Bupati Halmahera Barat, Maluku Utara)
Soekirman (Bupati Serdang Bedagai, Sumatera Utara)
Indah Putri Indriani (Bupati Luwu Utara, Sulawesi Selatan)
Badingah (Bupati Gunung Kidul, DI Yogyakarta)
Anang Syakhfiani (Bupati Tabalong, Kalimantan Selatan)
Laporan: Prasetyo/Zaman Adha