- AS Tamrin: Polima dan Pancasila Sama-sama Alat Pemersatu
BAUBAU, BP – Buku ” Polima Gema Pancasila Dari Baubau” yang merupakan buah tangan dari Dr AS Tamrin MH sukses di bahas oleh sejumlah akademisi di hotel Golden Tulip Banjarmasin, Sabtu (08/02).
Bertindak sebagai moderator bedah buku yaitu, Sekda Baubau, Dr Roni Muhtar.
Dalam kesempatan itu, Walikota Baubau Dr AS Tamrin menjelaskan keterkaitan antara Polima dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Dinama keterkaitan yang paling mendasar keduanya sama-sama sebagai alat pemersatu.
Selain itu, keterkaitan lainnya yakni sebagai filter pengaruh budaya luar, panduan kehidupan bermasyarakat serta sebagai jati diri dan identitas masyarakat. “Kalau Polima identitas masyarakat Buton, kalau Pancasila seluruh masyarakat Indonesia. Termasuk keduanya bernuansa kekeluargaan dan gotong royong,” kata AS Tamrin.
Dikatakan, Polima merupakan implementasi dari Sara Patanguna, tertuang dalam mukadimah UUD martabat tujuh kesultanan Buton dan nilai Sara Patanguna telah mendarah daging di masyarakat Buton.
Polima dibagi menjadi dua bagian digi menjadi dua bgian. Dimana bagian pertama, merupakan hubungan interaksi bermasyarakat yang berlandaskan pada falsafat rasa yakni, Binci-binciki kuli (Tenggang rasa, sifat jujur pada diri sendiri dan representasi sifat religius), dimana sebagai causa prima, tanpa mengurangi nilai yang lainnya.
“Polima memiliki lima nilai, begitu juga dalam Pancasila. Setiap nilai dalam Polima mewakili setiap sila Pancasila. Contoh, Po-binci binciki Kuli yang merupakan representasi sifat religius yang berkaitan erat dengan sila pertama,” katanya.
Selanjutnya, Po-mamasiaka yang bermakna saling sayang menyayangi sesama manusia, dan ini berkaitan erat dengan sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradap.
Selanjutnya Po-maemaeaka yang bermakna saling menaggung rasa malu, seperasaan, sepenanggungan, solidaritas dan jiwa bersatu, berkaitan erat dengan sila ketiga persatuan Indonesia.
Nilai keempat Po-angka angkataka atau saling menghormati, menghargai dan respresentasi sifat yang bijaksana berkaitan erat dengan sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan.
Terakhir Po-piapiara yg bermakna saling mengayomi dengan memberi pelayanan yang adil terhadap sesama, dan ini berkaitan erat dengan sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Salah satu pembahas dalam kegiatan bedah buku Polima ini, Prof Dr Ermaya Wiradinata mengatakan jika dirinya sangat mengapresiasi nilai-nilai Polima yang dimplementasikan dalam buku “Polima Gema Pancasila dari Baubau” oleh AS Tamrin.
Menurutnya nilai yang terkandung dalam Polima ini, merupakan nilak sesungguhnya dalam kehidupan dan patut di aplikasikan.
” Menurut saya nilai Polima ini yang mengangkat nilai yang sesungguhnya danlam kehidupan dan harus diangkat,” kata Ermaya Wiradinata.
Lanjut, esensi kedepan Polima ini menjadi suatu proses sejarah yang harus berkesinambungan dan terus digemakan dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga jenjang yang lebih tinggi. Ia juga berharap Polima tidakhanya digemakan di pulau Buton namu. Bisa digemakan secara universal.
” Harapan kita semua, Polima ini merupakan karya ilmiah yang mendunia, maka menurut saya ini bisa berlaku di seluruh indonesia,” tutupnya.
Adapun tiga pembahas dalam bedah buku Polima ini diantaranya, Prof Dr Ermaya Wiradinata selaku Rektor IPDN yang juga Mantan Gubernur Lemhanas, Prof Dr Hasan Effendi sebagai akademisi IPDN, dan Dr Sampara Lukman selaku Direktur Pasca Sarjana IPDN.
Selain itu turut hadir pula dalam kegiatan bedah buku yakni, Prof Dr Rajab Ritonga yang mewakili PWI Pusat, Sekda Baubau Dr Roni Muhtar, Ketua DPRD Baubau bersama anggota, Dr Tasrifin Tahara selaku Antropolog Unhas, Dewan Juri Anugerah Kebudayaan PWI Pusat, wartawan senior dari PWI Pusat, Sultan Buton, unsur Forkopimda se-Kota Baubau, kepala OPD lingkup Pemkot Baubau, Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara (KKST) di Samarinda, Srikandi Polima dan sejumlah tamu undangan lain.
Ketgam: Dr HAS Tamrin MH saat memaparkan isi buku Polima di damping para pembaha yakni, Prof Dr Ermaya Wiradinata selaku Rektor IPDN yang juga Mantan Gubernur Lemhanas, Prof Dr Hasan Effendi sebagai akademisi IPDN, dan Dr Sampara Lukman selaku Direktur Pasca Sarjana IPDN.
Peliput: Prasetio M