Ahman BasaruddinAhman Basaruddin

BAUBAU, BP – Rumput laut di Palabusa sudah mengalami penurunan kualitas sejak lama. Bahkan sejak enam bulan terakhir, petani rumput laut di Palabusa mengalami gagal panen dan teracam gulung tikar.

Para petani rumput laut Palabusa sudah melaporkan hal ini ke Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Baubau. Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pengembangan Kawasan Budi Daya dan Pembenihan Ahman Basaruddin SPi mengungkap, penurunan kualitas ini terjadi karena rumput laut yang dibudidaya tersebut sudah terbiasa menggunakan pupuk.

“Hal itu terjadi karena sejak tahun 2006 masyarakat sudah terbiasa menggunakan pupuk dalam usaha budi dayanya. Ketika muncul hama pada Thallus, petani terpaksa menggunakan pupuk, jika tidak maka rumput lautnya akan mati semua, dan ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat,” ungkapnya saat ditemui Rabu (19/02).

Dengan penggunaan pupuk ini kata Ahman, daya tahan rumput laut terhadap penyakit menjadi lemah dan menjadi ketergantungan terhadap pupuk. Jika tidak menggunakan pupuk, maka rumput laut yang dibudidaya cepat mati.

Penurununan daya tahan rumput laut juga, berimbas pada cara menanam rumput laut para petani Palabusa yang tidak sesuai standar lagi. Normalnya untuk masa pembibitan memerlukan waktu 0-25 hari dan waktu pembesarannya hingga 45 hari.

“Sementara kalau masyarakat mau ikut standar itu tidak bisa, karena rumput laut yang mereka pelihara itu tidak bertahan lama, dua minggu sudah panen, lalu pasang lagi bibit baru lagi,” katanya.

Selain itu, diperkirakan sejak bulan Mei 2019 rumput laut di Palabusa juga diserang penyakit yang dikenal degan Ice-ice. Yang mana penyakit ini menyebabkan keputihan pada batang rumput laut, sehingga rumput laut menjadi rapuh dan mudah patah.

Namun menurut Ahman, munculnya penyakit Ice-ice ini belum dapat dipastikan penyebabnya. Hanya dimungkinkan karena faktor perubahan lingkungan hingga menurunnya Salinitas (tingkat keasinan) air laut akibat curah hujan yang tinggi.

“Sebenarnya hal ini sudah diketahui masyarakat karena itu penyakit umum. Hanya saja penggunaan pupuk ini sudah menjadi kebiasaan dan tidak bisa kalau tidak pakai pupuk,” terangnya.

Sebelumnya ketua kelompok petani rumput laut Palabusa, Arif mengeluhkan hal ini. Bahkan kata dia, sebelum waktu seminggu para petani sudah harus memanen rumput lautnya agar tetap utuh.

Pihaknya berharap, penyebab kerusakan rumput laut segera diketahui agar masalah ini segera diatasi, karena bertani rumput laut merupakan mata pencaharian masyarakat Palabusa.

Peliput: Zaman Adha

Visited 1 times, 1 visit(s) today