F05.1 Kepala SMKN 2 Baubau La Safini

  • Kasek SMK 2 Baubau: Sistim During Tidak Efektif untuk Siswanya

Peliput: Arianto W — Editor: Ardi Toris

BAUBAU, BP- Merebaknya pandemi Coronavirus Disease (Covid19) dinilai telah melumpuhkan integritas pendidikan khususnya di sekolah kejuruan. Salah satunya SMKN 2 Baubau.

Pasalnya, sejak wabah global ini masuk ke Indonesia khususnya di Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kota Baubau, eksistensi sekolah kejuruan melemah.

Kepala SMKN 2 Baubau La Safini saat ditemui di ruangan kerjanya, Rabu (24/06) menjelaskan, dampak dari fenomena ini yaitu adanya pergantian metode pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara langsung, kini berganti dengan sistem daring atau belajar jarak jauh.

F05.1 Kepala SMKN 2 Baubau La Safini
Kepala SMKN 2 Baubau La Safini

Sebagaimana diketahui, sekolah kejuruan merupakan lembaga pendidikan bernafaskan kegiatan praktek. Artinya, sekolah kejuruan lebih mengedepankan kegiatan praktek dari pada pembelajaran teori.

Lantas, bagaimana sekolah bisa meningkatkan integritas pendidikan jika metode pembelajarannya diganti dengan sistem daring?

Untuk itu, Safini sangat menyayangkan jika musibah ini tidak berakhir dalam waktu dekat, sebab akan mempengaruhi kualitas peserta didiknya.

” Kita sangat sayangkan tiba-tiba ada wabah ini. Sekarang belajarnya dengan sistem daring. Kalau di SMA tidak masalah karena mereka belajar konsep, sementara di SMK 70 persen belajar praktek dan 30 persen belajar teori,” jelasnya.

” Jangankan praktek, 30 persen belajar teori saja tidak akan dapat karena banyak sekali kendalanya. Contoh, ada siswa yang tidak punya android, dan kalaupun ada yah belum tentu ditempat tinggalnya ada jaringan internet, belum lagi dengan pulsa datanya,” terangnya.

Menanggapi soal biaya pulsa data internet, kata Safini, pihak sekolah memang telah mempersiapkan anggaran bakal biaya pembelian pulsa data siswa dan guru, namun untuk nilai kuotanya terbatas yakni sebesar Rp 50 ribu.

” Kita biayai pulsa paket siswa tapi seberapa besar kemampuan sekolah dengan melihat jumlah siswa yang begitu banyak,” ujarnya.

” Kemudian, paket yang Rp 50 ribu itu tidak akan cukup satu bulan kalau dipakai untuk seluruh mata pelajaran,” lanjutnya.

Olehnya itu, ia berharap agar musibah ini segerah berakhir sehingga aktivitas bisa berjalan normal kembali, termaksud proses belajar mengajar (PBM) di sekolah. (*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today

By admin