F01.3 Walikota Baubau AS Tamrin saat melihat lihat kebun di Kampung Tangguh Siolimbona Wajo Kecamatan Murhum. Foto Zaman Adha

Peliput: Zaman Adha — Editor: Ardi Toris

BAUBAU, BP – Walikota Baubau Dr HAS Tamrin MH memiliki beberapa jurus dalam menangani wabah corona atau Covid-19 di daerah yang dipimpinnya.

AS Tamrin mengurai, jurus pertama adalah melakukan sosialisasi di berbagai macam lini. Tidak terkecuali di lini kelurahan.

“Misalnya memanggil camat dan lurah saya menyampaikan protokol kesehatan,” katanya.

F01.3 Walikota Baubau AS Tamrin saat melihat lihat kebun di Kampung Tangguh Siolimbona Wajo Kecamatan Murhum. Foto Zaman Adha
Walikota Baubau, AS Tamrin saat melihat-lihat kebun di Kampung Tangguh Siolimbona Wajo Kecamatan Murhum. Foto Zaman Adha/Baubaupost

Sosialisasi secara langsung juga sudah sering digelar, baik di pasar maupun area publik lainnya.

Orang nomor satu di Kota Baubau ini juga meminta kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membangun hubungan yang baik dengan media, agar poin-poin sosialisasi dalam upaya pencegahan Covid-19 dapat tersampaikan dengan baik ke masyarakat.

Termasuk memasang spanduk-spanduk berisi imbauan pencegahan Covid-19 di tempat-tempat strategis seperti pasar, agar mudah dilihat oleh masyarakat. Bahkan AS Tamrin menekankan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kecamatan hingga kelurahan, untuk memasang baliho imbauan Walikota Baubau yang berisi sembilan poin pencegahan Corona.

“Jadi sudah semua jurus, makanya saya tekankan lagi untuk memasang baliho imbauan di semua sekolah, masjid, kantor-kantor. Yang besar di tempat-tempat publikasi umum, yang kecil di masjid, sekolah dan kantor-kantor,” pintanya.

Namun kata dia, segala upaya Pemerintah Kota Baubau akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat dalam memutus rantai penularan Covid-19. Memberi pemahaman lebih mudah ketimbang membangun kesadaran.

“Baliho itu gampang dibaca dan tidak susah dihafal, tapi kesadaran yang sulit karena masyarakat merasa masih sehat, sehingga untuk menjaga jarak seperti pekerjaan yang berat,” ujarnya.

AS Tamrin menambahkan, dalam upaya membangun kesadaran ini, tidak telepas pula dari nilai-nilai yang terkandung dalam Polima. Jika mayoritas masyarakat sudah menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya, maka membangun kesadaran bukanlah hal yang sulit.

“Kaitannya dengan Polima, itulah penyadaran berjalan bersamaan. Misalnya Pobhinci-bhinciki Kuli kita bisa saling tenggang rasa, ikut merasakan kesulitan orang lain,” katanya. (**)

Visited 1 times, 1 visit(s) today

By admin