PASARWAJO, BP – Kebutuhan tenaga medis dalam penanganan virus Corona atau Covid-19 saat ini menjadi perhatian, tidak terkecuali Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton, yang mengalami kekurangan tenaga medis.
Direktur RSUD Buton, dr Ramli Code, Selasa (31/03) menjelaskan, di RSUD Buton tenaga medisnya lebih dari 150 orang, terdiri dari tujuh orang dokter umum, tujuh orang dokter spesialis dan 150 orang lebih perawat.
“Tenaga medis kita dokter dan perawat sangat terbatas,” katanya
Kendati demikian dengan jumlah yang dinilai minim itu, pihak RSUD Kabupaten Buton mendapat bantuan tenaga medis dari Puskesmas Kabupaten Buton untuk menangani covid-19 di ruangan isolasi. Tenaga kesehatan dari Puskesmas itu mendapat penunjukan langsung melalui SK Bupati Buton Drs La Bakry MSi yang sementara dalam pengurusan.
Dengan keterbatasan itu, maka pihaknya belum bisa menerapkan sistem roling. “Kecuali jumlah kita banyak baru bisa melakukan sistem roling. Untuk sekarang tidak ada sistem rolling karena sekarang ini kita sangat kekurangan dokter sangat kekurangan perawat,” pungkasnya.
Sementara itu, Alat Pelindung Diri (APD) yang sudah didistribusikan saat ini baru 70 pasang. Dari jumlah APD itu yang telah digunakan sekitar 50 an. Mengingat, tenaga medis yang siaga di RSUD Buton bertugas 24 jam maka penggunaan APD diberikan pembatasan waktu.
“Memang bertugasnya 24 jam, akan tetapi kita kasi pembatasan waktu karena yang mengenakan APD itu ketika menangani pasien tidak bisa dilepas, tidak bisa makan tidak bisa minum, bajunya sendiri hanya sekali pakai saat dilepas tidak bisa digunakan lagi, yang bisa disterilisasi cuman kaca mata dan sepatunya saja, mengingat resiko untuk tenaga medis sangat perlu diperhitungkan,” beber Ramli.
Kata Ramli, pihaknya sudah pernah mengevaluasi penggunaan APD selama 12 jam dan dirasa berat. Akhirnya langkah yang diambil untuk penggunaanya empat sampai delapan jam sekali penggunaan. “Nah, sekarang, kita coba berkreasi menggubakan selama empat sampai delapan jam,” imbuhnya.
Ia menambahkan, untuk ruang siolasi pasien covid-19 berkapasitas empat orang pasien, dimana ruangan yang digunakan itu VIP, didalamnya sudah tersedia kebutuhan pasien seperti lemari pendingin, Televisi termasuk penyejuk udara (AC). Tetapi untuk meminimalisir dampak yang akan ditimbulkan saat menangani pasien covid-19, sehingga pihaknya mengambil langkah satu ruangan diisi satu pasien dengan segala kebutuhan didalamnya.
“Ruang isolasi ada tapi satu ruangan, meminimalisir keadaan kedepan kita siapkan lagi ruangan VIP empat ruangan, satu ruangan untuk ditempati khusus tenaga medis yang siap siaga bertugas menangani pasien, tuga ruangan lainnya disiapkan untuk pasien,” tutupnya.
Peliput: Asmaddin